Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Ancaman El Nino Mengintai RI, Mendag: Waspada Harga Pangan Naik

Contoh lahan sawah yang dilanda kekeringan saat El Nino pada 2019 lalu | Sumber: DW

ANDALPOST.COM – Ketidakjelasan cuaca terjadi di beberapa wilayah di dunia, khususnya terkait gejala El Nino. Beberapa waktu terakhir, wilayah-wilayah di dunia pun diperintahkan untuk waspada akan cuaca ekstrim.

Tidak terkecuali di Indonesia, wilayah-wilayah di Indonesia juga diminta untuk waspada akan cuaca panas ekstrim. 

Alhasil, meski panas di siang hari sudah cukup terik, BMKG mengimbau kepada masyarakat bahwa fenomena ini akan bertahan hingga beberapa bulan ke depan.

Pada awal Mei lalu, banyak media yang memberitakan ancaman El Nino mengintai Indonesia makin menguat. Fenomena ini, diprediksi terjadi pada Mei – Juli 2023, bahkan 80 persen pada September mendatang.

Diketahui, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), bahkan memperingatkan wilayah-wilayah Afrika bagian Selatan. Lalu, Amerika Tengah, serta Asia Timur Jauh termasuk Indonesia, akan risiko kekeringan El Nino.

Mengenal El Nino

El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. 

Pemanasan SML ini, meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. 

Singkatnya, El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

Postingan BMKG terkait laporan suhu udara di Indonesia | Instagram: @infobmkg

Terakhir kali Indonesia didatangi oleh El Nino adalah pada tahun 2019. Pada tahun itu, durasi El Nino cukup lama, yaitu sejak Februari hingga Agustus.

El Nino juga cukup meresahkan, sebab tidak hanya membawa kekeringan, tapi juga menyebabkan beberapa hal seperti perubahan suhu ekstrim. 

Selain itu, juga munculnya beberapa penyakit, kebakaran hutan, hingga gagal panen. 

Ancaman El Nino ini, tentunya menjadi salah satu masalah besar terhadap sektor pertanian. 

Alhasil, kondisi alam ini dapat menjadi tantangan besar, karena dapat mengganggu pola cuaca yang berdampak pada produksi pertanian dan kesejahteraan petani.

Strategi Kementerian Pertanian

Pemerintah lewat Kementerian Pertanian, telah mengambil langkah strategis untuk mengantisipasi El Nino. 

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo sudah memastikan jajaran Kementan telah siap siaga di lapangan untuk melakukan langkah-langkah preventif. Khususnya, dalam menghadapi ancaman global El Nino.

“Semua pihak harus bergerak melakukan kolaborasi, adaptasi dan antisipasi terhadap berbagai tantangan yang ada,” kata Syahrul, Rabu (17/05/2023).

“Termasuk dalam menghadapi cuaca ekstrim El Nino, yang diperkirakan berlangsung hingga awal tahun 2024,” lanjutnya.

Meski pemerintah telah melakukan langkah preventif untuk mengatasi ancaman gagal panen, masyarakat tetap diimbau akan harga pangan naik.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.