Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Cuaca Panas di Madinah, Jemaah Haji Harus Jaga Kesehatan dan Waspadai 5 Penyakit Ini

Cuaca Panas di Madinah, Jamaah Haji Harus Siap Siaga Menjaga Kesehatan Dari Penyakit
Jamaah Haji meminum air putih agar tidak dehidrasi di tengah terik matahari| sumber Kemenkes

ANDALPOST.COM – Jemaah haji asal Indonesia diimbau untuk menjaga kesehatannya, terutama di tengah cuaca terik dan suhu panas di Madinah. Hal ini perlu dilakukan demi terlaksananya ibadah haji di tanah suci berjalan baik dan lancar.

Untuk itu, mempersiapkan diri sebaik mungkin dan melakukan persiapan perlindungan tambahan merupakan hal yang penting dilakukan oleh para jemaah. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. M. Imran.

“Jemaah harus waspadai cuaca panas di Madinah. Panas di Madinah akan terasa lebih menyengat namun tubuh tidak berkeringat. Hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang bisa menghambat jemaah untuk menjalankan ibadah,” ujar dr. Imran melalui situs resmi Kemenkes pada Senin (29/5/2023).

Diketahui, musim panas memasuki Madinah pada akhir bulan Mei tahun ini. Temperatur suhu di siang hari bisa mencapai 40 derajat celcius, bahkan lebih. 

Di samping itu, udara di sana juga memiliki kelembapan yang lebih rendah. Akibatnya, panas matahari terasa lebih menyengat meskipun tubuh tidak berkeringat. Padahal, keringat berfungsi untuk menstabilkan suhu tubuh.

Lebih lanjut, suhu dan cuaca panas yang menyengat matahari ini dapat menimbulkan beberapa dampak bagi kesehatan tubuh, diantaranya meliputi gangguan kesehatan atau penyakit yang muncul.

Dampak Penyakit Akibat Cuaca Panas di Madinah

Cuaca panas di Madinah dapat menyebabkan munculnya beberapa penyakit pada jamaah haji, di antaranya ialah:

1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

Infeksi ini disebabkan karena kelembapan rendah di Madinah sehingga udara menjadi rendah. Ini mengakibatkan lapisan yang ada di dalam mulut dan hidung pun menjadi kering. 

Gejala yang kerap kali terjadi akibat infeksi ini ialah memicu terjadinya batuk.

2. Dehidrasi atau Kekurangan Cairan Tubuh

Saat beraktivitas di luar ruangan, dan diterpa dengan cuaca terik matahari maka tubuh dapat mengalami kekurangan cairan tubuh (dehidrasi), terlebih lagi akibat rendahnya kelembapan udara. Dehidrasi ini menyebabkan gejala yaitu kepala menjadi pusing.

Kondisi ini harus menjadi perhatian khusus, terutama bagi jamaah lansia karena biasanya mengalami gangguan persepsi haus. 

Kondisi dehidrasi demikian tentu tidak bisa disepelekan. Oleh karena itu, rutin meminum air putih sebanyak 250 ml setiap satu jam secara bertahap harus dilakukan oleh jemaah haji. Apabila diperhatikan secara seksama, dan dilakukan dengan baik maka dapat mencegah tenggorokan kering, batuk dan dehidrasi.

3. Kelelahan karena Panas (Heat Exhaustion)

Heat exhaustion merupakan sebuah penyakit yang muncul akibat terpapar suhu panas dan terik sinar matahari yang langsung mengenai tubuh. Ini akan membuat tubuh mengalami kelelahan. Gejala yang timbul ialah pusing, kram otot, keringat dingin hingga pingsan.

Banyak aktivitas fisik yang harus dijalankan oleh jamaah haji. Seperti berjalan kaki, mengelilingi beberapa pusat atau tempat di sekitar Mekkah dan Madinah, dan masih banyak lainnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.