ANDALPOST.COM – CEO Twitter Elon Musk telah menjadi manusia pertama dalam sejarah yang kehilangan $200 miliar atau sekitar Rp3.113 triliun dari kekayaan bersihnya menurut laporan Bloomberg.
Elon Musk sempat menjadi orang kedua di dunia yang memiliki kekayaan pribadi lebih dari 200 miliar dolar AS pada Januari 2021. Hal itu terjadi beberapa bulan setelah pendiri Amazon, Jeff Bezos, mencapai prestasi yang sama.
Diketahui bahwa sebagian besar hilangnya kekayaan Musk disebabkan karena anjloknya nilai saham Tesla. Menurut Bloomberg Billionaires Index, nilai sahamnya telah turun 65 persen tahun ini, dan pada hari Selasa (27/12/2022) nilai sahamnya turun sebesar 11 persen.
Kini, kekayaan Musk anjlok menjadi $137 miliar. Ini merupakan penurunan yang tajam dari tahun 2021. Padahal sebelumnya, kekayaannya telah mencapai $340 miliar pada 4 November 2021.
Sampai awal bulan November 2022, Musk menjadi orang terkaya di dunia. Namun kemudian ia dikalahkan oleh Bernard Arnault, taipan Prancis pemilik pembangkit tenaga listrik barang mewah LVMH.
Dalam sebuah memo yang dikirim ke staf Tesla hari Rabu (28/12/2022), miliarder itu berterima kasih kepada para pekerja atas “eksekusi luar biasa” mereka sepanjang tahun. Meski ia berterimakasih, tetapi ia juga mengatakannya sambil meremehkan kinerja saham perusahaan yang suram.
“Jangan terlalu terganggu dengan kegilaan pasar saham,” kata Musk dalam memo yang diperoleh CNBC.
“Saat kami menunjukkan kinerja luar biasa yang berkelanjutan, pasar akan mengenalinya,” tambahnya.
Kekayaan Elon Musk semakin tumbuh pada era pandemi, ia dengan mudahnya mendapatkan uang pada masa itu.
Tesla bahkan melampaui kapitalisasi pasar $1 triliun untuk pertama kalinya pada Oktober 2021. Ia juga mulai bergabung dengan perusahaan teknologi seperti Apple Inc., Microsoft Corp., Amazon.com Inc. dan induk Google Alphabet Inc.
Perlu digarisbawahi bahwa kendaraan listriknya itu hanya mewakili sebagian kecil dari pasar mobil secara keseluruhan.
Sekarang, Tesla telah mendominasi pasar mobil listrik, namun para pesaing juga dengan cepat mengejar dan menantang dominasi Tesla.
Karena keadaan yang berbahaya ini, Tesla kemudian menawarkan kepada konsumen Amerika diskon langka sebesar US$7.500 bagi pengiriman dua model dengan volume tertinggi sebelum akhir tahun.
Di sisi lain, perusahaan juga dilaporkan telah mengurangi produksi di pabriknya di Shanghai. Selain itu, dengan tekanan pada Tesla yang semakin intensif, Musk malah disibukkan dengan perusahaan Twitter, yang diakuisisinya seharga US$44 miliar pada Oktober 2022.
Adapun penurunan saham Tesla terlihat sangat tajam. Menurut laporan yang diterima, TSLA telah turun sebesar 65 persen pada tahun 2022.
Tidak hanya itu, rumor Musk telah menjual begitu banyak saham Tesla pada tahun 2022 juga diketahui untuk membantunya menutupi pembelian Twitter. Hal ini kemudian membuat saham Tesla terlihat bukan lagi aset terbesarnya.
Investor Tesla khawatir keterlibatan Musk yang berlebihan di Twitter akan mengalihkan perhatiannya dari menanggapi masalah serius di Tesla. Terlebih di tengah-tengah meningkatnya persaingan.
Musk juga saat ini memiliki $44,8 miliar saham di Space Exploration Technologies Corp, saham miliknya sekitar 42,2 persen di perusahaan tersebut.
Namun memang sejak pengambilalihan Twitter menjadi berita utama, Musk telah mengambil langkah besar untuk memotong biaya di perusahaan media sosial.
Ia bahkan telah memangkas sekitar 75 persen dari 7.500 karyawannya dan menutup kantor perusahaan di Seattle setelah dilaporkan menolak membayar sewa.
(WAN/MIC)