Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

India Mulai Lakukan Tes COVID-19 pada Pengunjung Internasional Secara Acak

India akan melakukan pengecekan COVID-19 bagi pengunjung internasional di bandara secara acak guna menekan laju kasus virus corona di negara tersebut. (Design by @salwadiatma)

ANDALPOST.COM – India mulai melakukan tes COVID-19 kepada para pengunjung internasional secara acak. Hal itu dilakukan saat pengunjung telah tiba di bandara negara tersebut.

Menteri kesehatan federal India, Mansukh Mandaviya, mengatakan bahwa penerapan kebijakan itu dilakukan karena peningkatan kasus COVID-19 di negara tetangga China. Mansukh Mandaviya mengumumkan aturan baru tersebut pada Kamis (22/12/2022).

Lebih jauh, ia juga mendesak pemerintah negara bagian untuk meningkatkan pengawasan terhadap varian virus corona baru dan mengirim sampel semua kasus positif ke laboratorium.

Sang menteri kesehatan juga menghimbau masyarakat untuk tetap memakai masker. Tidak lupa juga untuk menjaga jarak sosial meski tidak ada peraturan resmi terkait keduanya.

Negara India memang telah melonggarkan aturan pemakaian masker pada awal tahun ini setelah kasus virus corona mulai menurun tajam.

Kendati demikian, di beberapa negara lainnya kasus COVID-19 masih banyak yang terjadi. Menurut data kementerian kesehatan, India saat ini memiliki sekitar 3.400 kasus virus corona aktif.

Laporan media lokal menungkapkan sebanyak empat kasus BF.7 subvarian Omicron yang mendorong lonjakan COVID-19 di China telah ditemukan di India.

Seorang ahli paru dan mantan kepala Institut Ilmu Kedokteran Seluruh India (AIIMS) di ibu kota New Delhi Dr Randeep Guleria menjelaskan bahwa situasi kasus COVID-19 di India berbeda dari China.

“Baik dari pencabutan kebijakan Zero-Covid dan banyak orang di China yang sebelumnya tidak pernah terpapar virus kini terpapar varian BF.7 yang penyebarannya sangat cepat,” terang Randeep Guleria.

“Dan serapan vaksin juga tidak sebaik di India. Jadi faktor-faktor ini mungkin berkontribusi terhadap penyebaran di sana,” sambungnya.

Guleria menyebut jenis virus corona BF.7 telah ada di India setidaknya selama dua hingga tiga bulan terakhir.

“Kami belum melihat lonjakan besar, justru kasusnya menurun. Jadi kemungkinan kita tidak akan memiliki efek seperti China.”

“Tapi, India masih perlu waspada karena virus dapat berkembang selama beberapa bulan ke depan,” beber sang dokter.

Dampak Lonjakan COVID-19 di China bagi India

Kasus COVID-19 di China kian melonjak naik sejak melonggarkan pembatasan pada awal bulan ini, menyusul protes publik karena peraturan yang begitu ketat.

Meski begitu, Mandaviya mengatakan pemerintah India belum memiliki rencana untuk menghentikan penerbangan dari negara tempat kasus baru dilaporkan.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.