Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

KFC Jadi Tradisi Natal di Jepang, Kok Bisa Sih?

Patung Kolonel Sanders KFC dengan pakaian Sinterklas pada 23 Desember 2020 di Tokyo, Jepang. (Sumber: Yuichi Yamazaki/Getty Images)

ANDALPOST.COM – KFC merupakan restoran cepat saji andal yang memang tersebar hampir di seluruh negara. Maka tak heran jika sajian satu ini dapat menjadi tradisi perayaan Natal di Jepang.

Salah satu orang yang merayakan Natal ditemani sajian dari KFC ialah Naomi (30). Naomi mengaku sejak masih kecil di tempatnya tinggal, Hokkaido, selalu menantikan santapan natal keluarganya berupa KFC yang dipenuhi dengan salad.

“Di Jepang, biasanya makan ayam saat Natal,” terang Naomi.

“Setiap tahun, saya memesan tong pesta dan menikmatinya bersama keluarga. Saya suka ayam yang lezat dan piring bergambar lucu yang menyertainya sebagai bonus,” imbuhnya.

Naomi mengatakan bahwa sang keluarga bukanlah satu-satunya penduduk Jepang yang menikmati KFC sebagai jamuan makan malam Natal. Hampir seluruh orang di Jepang mungkin akan sama dengannya.

Setiap tahun sejak pertengahan 1980-an, menjelang Natal di Jepang biasanya sudah dihiasi oleh patung-patung Kolonel Sanders. Patung-patung tersebut seukuran manusia dan berpakaian seperti Santa. Mereka ditaruh di jalan untuk menyambut penduduk lokal dan turis di seluruh negeri.

Menurut angka yang dirilis oleh rantai makanan cepat saji Amerika, KFC di Jepang menarik pendapatan sebesar Rp982 miliar. Nominal tersebut adalah tertinggi yang diklaim pada 25 Desember 2018.

Hari tersibuk KFC Jepang biasanya ada pada tanggal 24 Desember, di mana mereka kerap menjual sekitar lima hingga 10 kali lebih banyak dari hari-hari biasa.

“Menjelang Natal, iklan KFC diputar di TV, kelihatannya sangat enak. Kami memesan lebih awal lalu pergi ke toko pada waktu yang ditentukan untuk mengambil bagian kami,” kata Naomi.

“Mereka yang tidak memesan lebih awal akan antre panjang selama berjam-jam,” imbuhnya.

KFC ada di mana-mana

Untuk lebih memahami bagaimana dan mengapa ayam goreng kolonel Sanders itu identik dengan Natal di Jepang, maka harus mundur beberapa dekade.

Menyusul periode penghematan setelah Perang Dunia II pada 1940-an dan 1950-an, ekonomi Jepang mulai membaik. Saat itulah budaya konsumen mulai meninggi.

“Kekuatan ekonomi Jepang menembus puncak dan orang-orang memiliki uang tunai guna menikmati budaya konsumen untuk pertama kalinya,” kata Ted Bestor, seorang profesor Antropologi Sosial di Universitas Harvard.

“Karena Amerika Serikat (AS) merupakan kekuatan budaya pada saat itu, ada minat besar pada mode Barat, makanan, perjalanan ke luar negeri, sehingga Jepang benar-benar terbuka,” imbuhnya.

Saat tinggal di pusat kota Tokyo pada awal 1970-an, Bestor melihat banyak waralaba asing bermunculan, termasuk Baskin-Robbins, Mister Donut, dan The Original Pancake House.

Selama periode globalisasi yang cepat ini, industri makanan cepat saji Jepang berkembang 600 persen antara tahun 1970 dan 1980. KFC yang kala itu dikenal sebagai Kentucky Fried Chicken merupakan bagian dari waralaba yang mulai masuk ke Jepang.

Restoran cepat saji itu membuka gerai pertamanya di Nagoya, Jepang, pada tahun 1970 silam. Sebelas tahun kemudian, jaringan tersebut telah membuka 324 gerai, lebih dari 30 gerai dalam setahun. Alhasil, KFC dapat meraup untung sebesar Rp3 triliun per tahun.

“Rasanya, tiba-tiba Kentucky Fried Chicken ada di mana-mana,” kenang Bestor.

KFC untuk Natal

Natal merupakan hari libur di Jepang, di mana kurang dari 1 persen populasinya merupakan umat Kristen. Pada tahun 1970-an banyak orang tidak memiliki tradisi Natal keluarga, di situlah KFC mengisi celah tersebut.

Saat itu, perusahaan ayam itu meluncurkan kampanye pemasaran “Kentucky for Christmas”, yang berhasil menarik warga Jepang.

Menurut isu yang beredar di kalangan masyarakat, Takeshi Okawara adalah penyebabnya hal ini terjadi. Takeshi adalah orang pertama yang mengelola KFC di negara itu ketika budaya ini dibuat.

Saat ia menjabat sebagai CEO KFC di seluruh Jepang, ia secara keliru memasarkan ayam goreng tersebut sebagai makanan Natal tradisional Amerika. Hal ini kemudian yang membuat KFC jadi identik dengan Natal.

Menurut KFC Jepang, lelaki itu mendapatkan ide tersebut karena melihat peluang bisnis saat melihat anak-anak menyukai pakaian Santa miliknya di pesta Natal.

Pada tahun 2020, situs web KFC global menerbitkan penjelasannya sendiri terkait hal itu. Mereka menyebutkan bahwa ide asli kampanye itu muncul ketika pelanggan asing yang mengunjungi KFC di Tokyo pada hari Natal berkata sesuatu kepada mereka.

“Saya tidak bisa mendapatkan kalkun di Jepang, jadi saya tidak punya pilihan. tetapi untuk merayakan Natal bersama Kentucky Fried Chicken,” begitu ungkapnya dalam tulisan KFC.

Lebih lanjut, seorang anggota tim marketing kemudian mendengar ucapan wanita tersebut dan menggunakannya sebagai inspirasi guna meluncurkan kampanye Natal pertama.

(SPM/MIC)