Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Lato-Lato, Tren Permainan Zaman Dahulu yang Kembali Merebak, Apa Kata Ahli Sejarah?

Tren permainan lato-lato. (Sumber: Twitter)

ANDALPOST.COM – Lato-lato saat ini menjadi permainan yang mencuat kembali di era milenial. Banyak anak-anak tampak asyik bermain lato-lato.

Lato-lato sendiri permainan yang tidak hanya digandrungi oleh anak-anak saja, namun orang dewasa juga kerap terlihat ikut bermain permainan tersebut.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengunjungi salah satu pasar di Subang, Jawa Barat, pun terlihat bermain lato-lato bersama Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Tak hanya Presiden Jokowi dan Ridwan Kamil saja yang bermain lato-lato, tetapi beberapa anggota polisi pun terlihat bermain juga dalam unggahan sosial media yang dibagikan.

Bagi Andalpeeps yang belum tahu, permainan lato-lato sebenarnya adalah permainan yang memiliki sejarah panjang.

Hits pada Tahun 60an

Lato-lato ini sudah ada di era 1960-an, namun pada era tersebut, permainan ini lebih terkenal dengan sebutan clackers balls, click-clack atau knockers.

Pada awal 1970-an, lato-lato ini mulai terkenal di Amerika Serikat. Anak-anak di sana pun banyak yang memainkannya dengan cara mengaitkan benang di kedua tangannya.

Dua bola berbentuk bola ping pong yang berada di ujung benang tersebut kemudian dibenturkan, sehingga menimbulkan suara “knock-knock”

Ketika pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat, lato-lato ini konon katanya digunakan sebagai alat peraga fisika yang menjelaskan mengenai Hukum Newton.

Meski banyak anak-anak di Amerika yang bermain lato-lato, namun, permainan tersebut sempat dilarang dan ditarik peredarannya oleh instansi pemerintah di Amerika Serikat. 

Tim Andal Post, melansir dari Yoursay, mengetahui bahwa permainan lato-lato sempat ditarik peredaraannya oleh Food and Drug Administration (FDA) di tahun 1966.

Penarikan lato-lato ini disebabkan karena adanya sebuah kasus yang berkaitan dengan permainan tersebut.

Saat itu, di Amerika sempat terjadi kasus di mana retakan lato-lato yang pecah mengenai anak-anak yang sedang memainkannya.

Tidak hanya karena kasus tersebut, FDA pun melarang permainan itu karena lato-lato. Diketahui memiliki kandungan bahan kimia berbahaya yang mudah terbakar atau radioaktif.

Seiring dengan berjalanannya ilmu pengetahuan, lato-lato yang awalnya terbuat dari bahan baku proyektil ini diganti dengan bahan polimer. Mereka mengganti bahan yang dapat melukai tersebut dengan bahan yang tidak mudah pecah.

Pada era 1990-an, permainan lato-lato ini mulai muncul di Indonesia. Pada saat itu, hanya anak-anak saja yang mempermainkan permainan tersebut. 

Ahli Sejarah dari UNAIR, Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari, mengatakan bahwa fenomena viralnya lato-lato di era saat ini menandakan bahwa manusia termasuk homo ludens.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.