Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Manfaatkan AI, Ilmuwan Temukan Antibiotik yang Bisa Lawan Bakteri Superbug

Manfaatkan AI, Ilmuwan Temukan Antibiotik yang Bisa Lawan Bakteri Superbug
Superbug, bakteri-bakteri yang kebal terhadap antibiotik. (The Andal Post/Aini)

ANDALPOST.COM — Peneliti dari Kanada dan Amerika Serikat (AS) mengatakan, bahwa artificial intelligence atau AI memiliki kekuatan dan manfaat dalam membantu proses penemuan obat baru secara besar-besaran dalam waktu yang cepat.

Dalam kasus ini, AI membantu para peneliti tersebut untuk memperkecil atau menspesifikkan ribuan bahan kimia potensial menjadi hanya segelintir yang dapat diuji di laboratorium. Tanpa melalui proses yang lama karena harus menyeleksi ribuan bahan kimia potensial tersebut.

Alhasil, peneliti menemukan antibiotik eksperimental yang ampuh disebut dengan abaucin. Di mana kedepannya akan dilakukan pengujian secara lebih lanjut sebelum digunakan.

Superbug yang Semakin Sulit untuk Dilawan

Superbug merupakan bakteri yang kebal terhadap obat atau antibiotik. Bakteri dan jamur yang kebal akan obat ini akan sulit dikendalikan. Parahnya lagi, tidak ada gejala khusus yang menunjukkan jika seseorang terinfeksi superbug.

Alih-alih, lama waktu tertentu lah yang akan menunjukkan bahwa seseorang telah terinfeksi superbug.

Salah satu penyebab seseorang terinfeksi superbug adalah karena penyalahgunaan antibiotik. Terlebih ketika mereka tidak mengonsumsi obat-obatan secara benar.

Contoh ketika seseorang terlalu sering menggunakan antibiotik, inilah yang membuat mereka semakin rentan akan infeksi superbug.

Di samping itu, antibiotik memanglah bekerja untuk membunuh bakteri. Akan tetapi akhir-akhir ini terdapat kekurangan akan obat-obatan baru. 

Belum lagi selama beberapa dekade terakhir, bakteri berkembang menjadi lebih sulit diobati. Serta lebih kebal terhadap antibiotik yang sudah kita miliki.

Dari data yang tersedia, diperkirakan ada lebih dari satu juta orang per tahunnya yang meninggal. Akibat dari infeksi yang menolak pengobatan dengan antibiotik.

Para peneliti kemudian memfokuskan penelitiannya pada salah satu spesies bakteri yang paling bermasalah, yakni Acinetobacter baumanii. Bakteri itu  merupakan bakteri penyebab infeksi luka dan juga pneumonia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan Acinetobacter baumannii sebagai salah satu dari tiga superbug yang merupakan ancaman “kritis” bagi kondisi kesehatan dunia.

Superbug ini seringkali dapat melawan antibiotik dan menjadi masalah di rumah sakit serta panti jompo. Terlebih, bakteri tersebut dapat bertahan hidup bahkan di permukaan dan peralatan medis.

Dr. Jonathan Stokes dari Universitas McMaster memberikan gambaran bakter ini sebagai “musuh publik nomor satu”. Sebab tipe bakteri yang kebal terhadap hampir semua antibiotik yang ada merupakan permasalah yang “sangat umum”.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.