Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Mengenal COP-27 dan Peran Indonesia dalam KTT Iklim

Indonesia dan strateginya dalam COP27. (Sumber: infopublik.id)

ANDALPOST.COM – Conference of the Parties (COP) atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) merupakan konferensi Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang melibatkan banyak negara-negara di dunia.

Tahun ini, konferensi tersebut menginjak tahun ke-27 dalam pelaksanaanya, sehingga dikenal dengan nama COP-27. 

COP-27 adalah pertemuan tahunan PBB ke-27 tentang iklim yang akan dihadiri oleh negara-negara pihak. Pertemuan ini, dijadwalkan pada 6 hingga 18 November 2022 dan diadakan di Sharm el-Sheikh, Mesir.

Melansir dari BBC News, KTT atau COP diadakan setiap tahun agar pemerintah menyetujui langkah-langkah untuk membatasi kenaikan suhu global.

Alhasil, konferensi para pihak, di antaranya melibatkan negara-negara yang hadir untuk menandatangani perjanjian iklim PBB yang asli pada tahun 1992.

Dalam konferensi inilah, para pemimpin dunia akan membahas tindakan untuk mengatasi perubahan iklim.

“Saya sangat percaya, bahwa COP-27 adalah kesempatan untuk menunjukkan persatuan melawan ancaman eksistensial yang hanya dapat kita atasi. Melalui, tindakan bersama dan implementasi yang efektif,” kata Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi.

Mengapa pertemuan COP diperlukan?

Dunia memanas karena emisi yang dihasilkan oleh manusia. Sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak, gas, dan batu bara.

Menurut ilmuwan iklim PBB, Panel antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), suhu global telah meningkat 1,1 C menuju 1,5 C.

Jika suhu naik 1,7 hingga 1,8 C di atas level tahun 1850-an, IPCC memperkirakan bahwa setengah populasi dunia dapat terpapar panas dan kelembaban yang mengancam jiwa.

Untuk mencegah hal tersebut, 194 negara menandatangani Perjanjian Paris pada tahun 2015. Serta, berjanji untuk mengejar upaya untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 C. 

Siapa yang akan Hadir di COP-27?

Berbagai upaya menggiring para pemimpin dunia di COP-27 agar bergerak lebih cepat dan sigap dalam transisi ke energi terbarukan.

Termasuk, invasi Rusia ke Ukraina yang memperkuat pentingnya mengakhiri ketergantungan pada bahan bakar fosil. 

Alhasil, COP-27 merupakan agenda besar yang sangat penting.

Konferensi ini akan dihadiri lebih dari 200 pemerintahan yang telah diundang, termasuk Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak dan Mantan Perdana Menteri, Boris Johnson juga akan hadir.

Namun, ada juga negara yang sudah mengkonfirmasi tidak akan hadir, seperti Vladimir Putin, padahal delegasi Rusia masih diharapkan untuk ambil bagian.

Selain itu, Charles dari Inggris juga tidak akan hadir. Namun, dia mengadakan resepsi pre-conference di Istana Buckingham.

Adapun negara-negara lain, termasuk China belum mengkonfirmasi terkait kehadiran para pemimpin mereka.

Dengan ini, tuan rumah Mesir meminta negara-negara untuk mengesampingkan perbedaan mereka dan menunjukkan kepemimpinan dalam isu perubahan iklim.

Badan amal lingkungan, kelompok masyarakat, kelompok bisnis dan kelompok agama juga akan mengambil bagian dalam konferensi ini.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.