“Kalau kita berbicara tentang gangguan kecemasan dan bedanya dengan cemas biasa. Itu biasanya kita tahu kalau cemas biasa itu berkaitan dengan sesuatu peristiwa tertentu yang biasanya memang semua orang bisa mengalami kecemasan karenanya.”
“Misalnya mau menghadapi ujian, ada wawancara, tampil di muka umum. Seperti itu dan sebenarnya istilah cemas itu tidak sepenuhnya tepat. Tetapi lebih baik dibilang takut karena apa yang ada atau yang akan dialaminya itu suatu hal yang nyata,” terangnya.
Kemudian, kecemasan lebih menekankan pada rasa cemas yang muncul tanpa sebab dan berlanjut sehingga dianggap bahaya karena bisa berujung depresi.
“Sedangkan pada pasien gangguan cemas, kecemasan itu terkadang tidak dipicu oleh sesuatu hal. Bisa timbul datang tiba-tiba tanpa sebab dan inilah yang menyebabkan orang mengalami gangguan cemas kadang-kadang tidak tau dimana sumbernya,” jelas dr. Andri.
Dengan demikian, gangguan kecemasan berbeda dengan kecemasan biasa. Karena gejala yang dialami juga berbeda, seperti rasa cemas tanpa sebab dan berkelanjutan pada gangguan kecemasan.
Akan tetapi, diharapkan untuk segera datang ke ahli profesional yang menangani kesehatan mental apabila sudah merasa gejala cemas tak kunjung hilang dan berkelanjutan. (lfr/fau)
