Mungil Tapi Kuat, Partikel Susu Menjadi Terapi Penyakit Usus?

Ilustrasi Partikel Susu (Design by @kenzz.design)

ANDALPOST.COM – Sebagian orang yang menderita penyakit radang usus akan mengalami ketidaknyamanan, seperti timbulnya sakit perut dan diare.

Perawatan bagi pasien pengidap radang usus biasanya dengan antibiotik, obat anti-inflamasi atau obat imunosupresif.

Namun penggunaan obat-obat tersebut memiliki efek samping, termasuk dapat mengganggu keseimbangan usus dan merusak bakteri baik.

Selain itu, sebagian besar obat juga kurang efektif jika lebih dari setahun. Setelah kurun waktu tersebut, pasien tidak lagi merespon pengobatan dengan baik.

Hal ini diungkap oleh Asisten Profesor Wang Jiong-Wei di Departemen Bedah dan Program Penelitian Nanomedis (TRP) di Fakultas Kedokteran Yong Loo Lin (NUS Medicine) Universitas Nasional Singapura.

Namun, Wang bersama rekan-rekannya percaya bahwa partikel nano susu yang telah mereka ekstrak merupakan solusi andal bagi penderita penyakit radang usus. Ini merupakan terobosan baru di bidang pengobatan penyakit.

Partikel susu ini berasal dari susu yang sebagian besar komponennya, seperti laktosa. Mereka seribu kali lebih kecil dari lebar rambut manusia serta hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

Dalam tabung reaksi, miliaran nanopartikel hampir tidak terlihat. Tapi mereka bisa melewati usus dan bertahan hidup di lingkungan lambung untuk mencapai usus.

Partikel dari susu tersebut akan mengurangi radang usus dan memulihkan komunitas bakteri di sana.

Mereka juga berpotensi melindungi penghalang usus, yang membantu usus menyerap molekul nutrisi untuk digunakan tubuh.

“Salah satu jenis partikel nano (yang telah kami ekstrak) secara struktural sangat mirip dengan partikel nano yang diproduksi oleh tubuh kita,” terang Wang.

Timnya menemukan jenis nanopartikel khusus ini tidak hanya terdapat pada susu sapi, tetapi juga pada susu manusia dan kambing.

Mereka menemukan bahwa nanopartikel yang diisolasi dari ASI manusia dan susu sapi memiliki efek menguntungkan tertinggi.

Hal spesial dari nanopartikel adalah tidak seperti kebanyakan obat-obatan, mereka justru hanya pergi ke tempat sumber penyakit serta menghindari jaringan sehat. Sehingga, mengurangi efek samping dan meningkatkan keandalan pengobatan.

Wang yang meraih gelar PhD di Belanda dan bergabung dengan NUS Medicine pada 2013, secara kebetulan menemukan susu sebagai subjek penelitian.

Dia sedang mengerjakan nanopartikel alami dari darah manusia beberapa tahun yang lalu ketika seorang siswa dari China menghubunginya dan mengatakan bahwa dia sedang mengerjakan penelitian pada susu.

“Saya mendapat inspirasi,” kata Wang.

“Saat bayi, kita minum susu dari ibu kita, dan susu ini akan membantu mengembangkan sistem usus kita. Saya pikir mungkin nanopartikel ini bisa menjadi pembawa senyawa terapeutik dan (juga bekerja pada orang dewasa),” paparnya.

Tertarik Pada Pengobatan Nano

Pengobatan nano adalah bidang yang ditekuni Wang karena penasaran, setelah sekitar tiga tahun bekerja pascadoktoral tentang gagal jantung dan bedah mikro.

Seorang peneliti yang dia temui telah mengembangkan formulasi nanopartikel mengandung senyawa yang diekstraksi dari ramuan Cina.

Senyawa tersebut tidak larut dengan baik dalam air atau darah, sehingga mengkonsumsinya dalam jumlah besar secara oral akan menyebabkan masalah pencernaan.

Setelah beberapa kali mengobrol dengannya, Wang memutuskan untuk menguji formulasi tersebut di laboratorium dan menemukan bahwa formulasi itu dapat memperbaiki jantung yang rusak. 

“Itu adalah pertama kalinya saya begitu terpesona dengan kekuatan pengobatan nano,” ucap Wang.

Dia membahas bidang penelitian ini dengan mentor seperti Prof Lee Chuen Neng Profesor Abu Rauff dalam pembedahan dan direktur klinis dari Nanomedicine TRP, dan Prof Gert Storm, seorang ilmuwan perintis dalam pengobatan nano.

Dari situlah, ia kemudian mengembangkan pengobatan nano untuk mengobati penyakit.

“Partikel nano memiliki potensi untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik,” kata Wang.

Penggunaan nanopartikel sebagai pengobatan juga tercantum dalam sebuah artikel penelitian tahun 2015 di jurnal Current Topics in Medicinal Chemistry. Dalam jurnal tersebut menyebutkan bahwa nanopartikel emas memiliki sifat yang cocok untuk pengiriman obat terkontrol, pengobatan kanker, dan diagnosis biomedis.

“Setelah disuntikkan ke dalam darah, partikel nano yang terbuat dari emas, perak, berlian, tanah jarang, lemak, dan polimer sebagian besar menumpuk di hati,” papar Wang.

“Ini adalah fenomena alami namun menarik yang kami yakini dapat digunakan untuk meningkatkan diagnosis dan pengobatan penyakit perlemakan hati,” tutupnya.

(SPM/FAU)