Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Pakistan Kembali Menyuarakan Tuntutan di COP27 Terkait “Loss & Damage” Akibat Banjir Mematikan

Pengungsi menggunakan perahu untuk menyeberangi daerah banjir di Dadu di provinsi Sindh, Pakistan pada 27 Oktober 2022. (Foto: AFP/File/Asif HASSAN)

ANDALPOST.COM – Negara Pakistan memperkuat tuntutan di COP27 terkait “loss and damage” akibat bencana banjir tahun ini. Tuntutan tersebut disuarakan oleh menteri iklim Pakistan Sherry Rehman.

Ia meminta negara maju untuk datang ke COP27 dan memberikan lebih banyak bantuan keuangan kepada warga Pakistan.

Dikutip dari CNA, Sherry Rehman juga mendesak keputusan terkait “loss and damage” di acara COP27. 

“Ada 33 juta orang yang terkena dampak. Kami memiliki wanita dan anak-anak dan mereka membutuhkan masa depan yang dapat diprediksi untuk dilihat,” kata Rehman, Kamis (10/11/2022).

“Mata pencaharian mereka telah tersapu habis, baik ternak atau lahan pertanian yang mereka andalkan. Dan itu adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan saat ini,” sambungnya.

Akibat “loss and damage” itu juga melibatkan mobilisasi keuangan dari negara-negara kaya yang secara historis menyebabkan perubahan iklim. Sehingga, negara-negara berkembang yang terkena dampaknya semakin frustasi.

Terlebih, sebagian besar pendanaan iklim saat ini diarahkan untuk mitigasi, yakni sebuah upaya guna memperlambat pemanasan planet.

Dana “loss and damage” akan dirancang untuk membantu negara-negara yang terkena dampaknya. Para delegasi diharapkan mampu mendorong mekanisme yang andal untuk mendapatkan dana itu.

Pakistan Suara Utama di COP27

Menurut Bank Dunia, banjir telah menyebabkan kerusakan senilai US$30 miliar. Sementara, dampak tekanan iklim di Pakistan dapat mencapai hampir US$350 miliar pada tahun 2030 mendatang.

Tentu, nominal tersebut sangat besar bagi negara seperti Pakistan. Pasalnya, dalam kurun waktu belakangan ini, negara itu dilanda bencana banjir, kekeringan berkepanjangan, dan kebakaran hutan.

Sebagai ketua koalisi G77 negara-negara berkembang saat ini, Pakistan telah menjadi suara utama di COP27 dalam mendorong tujuan pengumpulan dana.

“Mendapatkan ganti rugi dari “loss and damage” dalam agenda sangat penting, itu adalah pesan harapan. Tapi itu tidak cukup,” kata Rehman.

“Perlu ada fasilitas tahun ini, bukan tiga tahun kemudian dalam pembahasan. Perlu ada jendela atau dana atau fasilitas yang benar-benar menangani dan mulai memberi makan dana kerugian dan kerusakan,” tegasnya.

Rehman mengatakan Pakistan bermaksud untuk bekerja sama, bukan bermusuhan tentang klaim uang mereka.

“Kita tidak bisa membayar ini sendirian untuk polusi orang lain. Jadi, saya akan sangat jelas. Saya tidak ingin menyinggung. Tawar-menawar antara Global North dan Global South harus benar-benar berhasil,” lanjut Rehman.

“Seharusnya tidak ada reparasi, yang sangat ekstrem, atau kompensasi, yang bermusuhan dan tidak benar-benar membawa Anda ke manapun di meja diplomatik atau negosiasi, atau amal,” tutup Rehman.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.