Di sisi lain, hujan monsun tanpa henti dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 90 orang di India utara, setelah panas terik.
Sungai Yamuna yang mengalir melalui ibu kota New Delhi telah mencapai rekor tertinggi 208,66 meter (685 kaki), lebih dari satu meter di atas puncak banjir yang terjadi pada tahun 1978 silam.
Sehingga mengancam lingkungan dataran rendah di megacity berpenduduk lebih dari 20 juta orang.
Bencana Alam di Beberapa Daerah
Banjir besar dan tanah longsor biasa terjadi selama musim hujan di India. Tetapi para ahli mengatakan perubahan iklim meningkatkan frekuensinya.
Orang Amerika menyaksikan gelombang panas yang kuat membentang dari California ke Texas, dengan puncaknya diperkirakan akhir pekan ini.
Di Arizona, salah satu negara bagian yang paling terkena dampak panas harus melawan teriknya matahari.
Ibukota negara bagian Phoenix pun mencatat hari ke-15 berturut-turut di atas 43C (109F) pada hari Jumat, menurut Layanan Cuaca Nasional.
Hannah Safford, penasihat kebijakan iklim Gedung Putih, mengatakan masyarakat berpenghasilan rendah paling terpukul oleh gelombang panas.
“Orang-orang telah mengalami panas yang memecahkan rekor selama berminggu-minggu sekarang. Ini bukan hanya wilayah geografis di mana kami melihat masyarakat terkena dampak secara tidak proporsional,” kata Safford.
“Kita tahu bahwa pendapatan terendah, orang Amerika yang paling rentan yang secara historis menanggung beban perubahan iklim juga menanggung dampak panas. Ini adalah orang-orang yang harus bekerja di luar, yang belum tentu memiliki pendingin di rumah mereka, jadi kami memberikan perhatian khusus kepada komunitas tersebut,” imbuhnya. (spm/ads)