Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Penangkapan Aktivis Mesir Berdampak pada Keamanan di Lebanon

Penangkapan Aktivis Mesir Berdampak pada Keamanan di Lebanon
Ilustrasi penangkapan aktivis Mesir. (The Andal Post/Eeza Putri)

ANDALPOST.COM – Agen keamanan Lebanon menyerang apartemen aktivis Mesir yang diasingkan, yakni Abdelrahman Tarek atau Moka, Minggu (28/5/2023).

Mereka menyuruh pria berusia 29 tahun itu untuk berkemas.

Padahal, Moka takut bakal dideportasi ke Mesir dan ditangkap kembali.

Namun, dia lalu dibebaskan enam jam kemudian, tetapi penahanan Tarek memicu kekhawatiran. Hal itu terkait dengan Mesir yang menekan pemerintah daerah untuk menangkap para pengkritiknya. 

Insiden itu juga menimbulkan pertanyaan tentang keamanan di Lebanon. Hal ini lantaran para pembangkang dari seluruh Timur Tengah telah lama mencari perlindungan dari rezim otoriter dan dapat berbicara dengan bebas.

Alasan Moka Melarikan Diri

Seorang kritikus Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi menyebut Tarek melarikan diri ke Lebanon musim dingin lalu. Ia melakukannya setelah dipenjara dan disiksa secara sewenang-wenang di Mesir selama tujuh tahun karena aktivis hak asasi manusianya. 

Pada September 2020, dia dituduh bergabung dengan organisasi ilegal serta mendanai terorisme.

Menurut kelompok HAM, rezim Mesir sering menuduh aktivis hak asasi manusia seperti Tarek terkait terorisme untuk membungkam perbedaan pendapat.

Begitu dia dibawa untuk diinterogasi, Tarek pun mendapat perlakuan berbeda.

“Moka meminta pengacara tetapi diberitahu tidak perlu dan itu akan segera selesai,” kata Farouk Moghrabi, pengacara Tarek.

Penangkapan Aktivis Mesir Berdampak pada Keamanan di Lebanon
Ilustrasi wilayah Beirut (Foto: AP/Hussein Malla)

Moghrabi mengatakan dia tidak diberi surat perintah atau dokumen lain yang memerintahkan penangkapan kliennya.

Namun, penangkapan terhadap Moka justru memicu gelombang aksi untuk membebaskannya.

Masyarakat sipil Beirut, aktivis, setidaknya tiga kedutaan asing dan komunitas hak asasi manusia internasional, turut menyerukan kebebasan bagi Moka.

“Saya sangat cemas karena saya tidak tahu mengapa Tarek ditangkap dan dibawa dari rumahnya,” terang Mostafa Al-a’sar, seorang jurnalis Mesir, peneliti hak asasi manusia dan mantan tahanan politik yang sekarang berbasis di Beirut.

“Dia tidak melakukan kesalahan dan semua dokumen hukumnya beres.”

“Saya takut hal yang sama bisa terjadi pada saya meskipun saya tidak melakukan sesuatu yang melanggar hukum,” imbuhnya.

Beirut Tempat yang Aman

Sehari setelah kejadian itu, Tarek membuat postingan mengenai penangkapannya.

Moka mengatakan bahwa setelah disuruh mengepak tas, dia dibawa ke biro unit intelijen di Jounieh, utara Beirut, di mana disambut dengan hormat oleh seorang petugas.

Petugas mengatakan kepadanya bahwa dia tidak akan dideportasi dan penyelidikan semata-mata hanya untuk mencari tahu tentang orang-orang di tanah Lebanon.

Petugas juga hanya bertanya tentang minat pemerintah Mesir padanya dan tuduhan sebagai teroris.

Tarek juga ditanya mengenai keterlibatannya dalam organisasi Israel atau lainnya.

“Pertanyaannya adalah apakah peran pemerintah Mesir untuk melacak warganya di luar negeri,” tulis Tarek di halaman Facebook-nya.

Sementara itu, Mesir telah berkoordinasi dengan pemerintah lain di kawasan itu untuk menangkap para pengkritik rezim. Menurut Ramy Shaath, seorang aktivis Mesir-Palestina yang dipenjara oleh rezim el-Sisi.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.