Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Pengusaha Sumbar Ekspor 785 Kg Lato-lato ke Malaysia

Sebanyak 785 kilogram Lato-lato ekspor dari Sumatera Barat menuju Malaysia (Bea dan Cukai Teluk Bayur)

“Lato-lato ini pernah populer dimainkan oleh anak-anak Indonesia di tahun 90-an loh. Lambat laun, tidak ada lagi yang memainkan lato-lato, dan hingga akhirnya ditinggalkan,” jelas Indra.

Lato-Lato Populer di Kalangan Anak-anak dan Orang Dewasa

Sejak Desember 2022 permainan ini kembali viral. Fenomena lato-lato memenuhi berbagai laman media sosial saat ini. Peran media sosial membuat lato-lato kini dikenal luas oleh berbagai macam kalangan.

Lato-lato kembali populer di kalangan anak-anak di Indonesia, termasuk di Sumbar. Untuk itu, dengan adanya ekspor lato-lato menunjukan bahwa permainan ini juga populer di kalangan luar negeri terutama di Malaysia.

“Jadi lato-lato ini tidak hanya di dalam negeri populernya, tapi juga merambah hingga Malaysia,” sebutnya.

Miski demikian, Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Teluk Bayur, Hery Syamsul Bahtiar mengatakan tidak mengetahui mengenai dimana produksi mainan lato-lato tersebut.

“Kalau yang memproduksi kami tidak bisa memastikan posisinya apakah di Padang atau daerah lainnya,” ungkapnya.

Sebagai informasi, asal kata latto-latto merupakan sebutan untuk permainan tradisional yang berasal dari bahasa Bugis. Di daerah Makassar sendiri disebut dengan kata katto-katto, sementara di Pulau Jawa disebut dengan etek-etek.

Lato-lato merupakan permainan anak yang terbuat dari bahan plastik polimer terdiri dua bandulan pendulum dan disambungkan dengan seutas tali atau benang nilon. Di bagian tengah tali terdapat sebuah cincin yang berfungsi sebagai pegangan untuk menggerakan dua bandulan tersebut. (wan/fau)