Parth Satam, pakar kebijakan luar negeri dan editor di EurAsian Times menuturkan berbeda dengan Amerika Serikat (AS), Prancis tidak akan mencoba membujuk India untuk melawan Rusia atau menekan Modi agar mengambil tindakan lebih keras terhadap Moskow.
“(Prancis) tahu India akan tetap pada pendirian netralnya dan pernyataan bersama. Jika ada setelah PM Modi dan Presiden Macron bertemu, mungkin tidak melihat referensi ke Ukraina. Pernyataan individu India juga akan terus menyebut perang itu sebagai ‘konflik Ukraina’,” jelas Satam.
Dia menambahkan India kemungkinan mencari partisipasi Prancis yang lebih besar dalam program pertahanan.
“Ini termasuk lokalisasi pembuatan komponen dan perangkat kedirgantaraan pertahanan.”
“Kesepakatan semacam itu memberikan manfaat lebih besar bagi industri India dalam hal penciptaan lapangan kerja dan akses ke teknologi ilmiah-militer canggih,” beber dia. (spm/rge)