Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Presiden Erdogan Genjot Pembangunan Rumah Korban Gempa dalam Waktu Setahun

Presiden Erdogan berjanji akan membangun ribuan rumah bagi korban gempa yang dimulai pada bulan Maret mendatang. (Foto: Blomberg)

Erdogan berencana akan menghidupkan kembali desa dengan membangun total 70 ribu rumah. Kemudian, 1.361 di Osmaniye, 701 di Adana, 8.021 di Adiyaman, 2.927 di Diyarbakir, 386 di Elazig.

Juga 14.141 di Hatay, 12.135 di Kahramanmaras, 1.002 di Kilis, 17.990 di Malatya, 2.054 di Sanliurfa, dan 9.130 di Gaziantep.

“Bersama dengan istal, taman. Karena itu, kami akan mengucapkan ‘Bismillah’ pada bulan Maret untuk memulai pekerjaan menyediakan 270 ribu warga kami dan keluarga mereka dengan rumah mereka. 200 ribu di kota dan 70 ribu di desa,” beber Erdogan.

Ditengah Rencana Erdogan, Gempa Susulan Kembali Melanda Turki

Tim penyelamat tengah mencari korban setelah serangkaian gempa susulan melanda provinsi Hatay selatan Turki. (Foto: Thaier Al-Sudani/Reuters)

Ditengah rencana Erdogan untuk mulai membangun ribuan rumah bagi para korban, gempa susulan justru terjadi pada Senin (21/2).

Gempa susulan berkekuatan M 6,3 tersebut melanda Turki Selatan dan menewaskan enam orang serta ratusan orang mengalami luka-luka.

Gempa susulan itu terjadi setelah dua minggu gempa dahsyat yang menelan ribuan korban jiwa.

Provinsi Hatay Selatan Turki dekat perbatasan Suriah menjadi wilayah paling berdampak karena gempa susulan itu.

Namun, menurut Pusat Koordinasi Darurat Turki SAKOM, pusat gempa berasal dari distrik Defne.

Usai gempa tersebut, sebanyak 90 gempa susulan berkekuatan M 5,8 terus melanda Turki.

Dalam insiden gempa itu, setidaknya 294 orang mengalami luka dan 18 di antaranya tergolong serius.

Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Darurat Turki (AFAD), Yunus Sezer menjelaskan, operasi pencarian dan penyelamatan di daerah yang terkena dampak segera dilakukan untuk mengevakuasi para korban.

Ratusan penyelamat bekerja hingga Selasa pagi dan berusaha menjangkau para korban.

Kendati begitu, beberapa dari tim penyelamat terpaksa tertidur di atas puing-puing di samping api agar tetap hangat.

Sementara yang lain bertahan dalam kondisi beku untuk memindahkan puing-puing yang berat, dan bergantian menyelamatkan korban gempa.

“Tim kami sedang bekerja untuk membawa yang terluka ke rumah sakit, memeriksa desa dan kota yang terkena dampak, dan memindahkan puing-puing untuk membuka jalan bagi ambulans,” kata kelompok penyelamat sukarelawan White Helmets. (spm/ads)