Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Presiden Peru Pedro Castillo Dicopot dari Jabatannya

Presiden Peru Pedro Castillo digulingkan dari jabatannya karena upaya pembubaran kongres, Rabu (7/12/2022). (Sumber: AFP)

ANDALPOST.COM – Presiden Peru, Pedro Castillo (53), dicopot dari jabatannya secara dramatis karena upaya pembubaran kongres pada Rabu (07/12/2022).

Pedro Castillo digulingkan oleh anggota parlemen karena negara tersebut rentan terhadap pergolakan politik.

Dina Boluarte (60), seorang pengacara andal, kini resmi dilantik sebagai presiden wanita pertama Peru. Perempuan itu dilantik hanya beberapa jam usai Pedro Castillo mencoba membubarkan kongres hingga berakhir pencopotan dirinya.

Drama politik di negara Peru dimulai sejak Pedro Castillo menghadapi upaya pemakzulan ketiganya. Mantan guru sekolah pedesaan tersebut secara tak terduga berhasil memenangkan kekuasaan elit politik tradisional Peru pada pemilihan 18 bulan lalu.

Dalam sebuah pidato nasional yang disiarkan di televisi, Pedro mengaku ia membubarkan kongres yang didominasi oposisi. Usai pidatonya itu, Pedro Castillo menuai banyak kritik.

Anggota parlemen mengambil langkah tegas dan berkumpul lebih awal guna memperdebatkan mosi pemakzulan. Setidaknya ada 101 suara menyetujui mosi itu dari total 130 anggota parlemen.

Pedro Castillo dimazulkan secara dramatis lantaran ketidamampuannya untuk menjalankan kekuasaan, terutama setelah serangkaian krisis di negara Peru terjadi, termasuk enam penyelidikan terhadap dirinya, lima perombakan kabinet, serta protes besar-besaran.

Konstitusi mengizinkan proses pemakzulan diajukan terhadap seorang presiden berdasarkan dugaan kesalahan politik.

Pergolakan yang dinamis ini membuat mosi pemakzulan di negara Peru menjadi hal yang biasa.

Usai dicopot dari jabatannya, Pedro Castillo langsung ditangkap pada Rabu (07/12/2022) malam. Hal ini diungkap oleh Marita Barreto, koordinator tim jaksa yang menangani korupsi pemerintah.

Dikutip dari AFP, sebuah sumber di kantor jaksa agung mengatakan bahwa Castillo tengah diselidiki atas tuduhan pemberontakan.

Castillo menjadi presiden ketiga sejak 2018 yang dipecat berdasarkan ketentuan “ketidakmampuan moral” dalam konstitusi.

Dalam kurun waktu dua jam, pengacara Boluarte mengambil sumpah jabatan di depan kongres guna menjalani sisa masa jabatan Pedro Castillo yang berakhir pada Juli 2026 mendatang.

Sementara itu, Peru memang tidak asing lagi dengan ketidakstabilan politik. Negara tersebut pernah memiliki tiga presiden berbeda dalam lima hari pada tahun 2020 lalu dan sekarang menjad presiden keenam Peru sejak tahun 2016.

Usai pemungutan suara pemakzulan, Pedro Castillo meninggalkan istana kepresidenan dengan didampingi pengawal menuju ke markas polisi. Setelah itu, penangkapan dirinya diumumkan secara resmi.

Mendengar idolanya tersebut diturunkan, para pendukung Castello mengkritik keras pemakzulan pemimpinnya tersebut.

“Saya ingin mengecam fakta bahwa presiden kita telah diculik oleh polisi nasional, bahwa dia telah ditahan dengan perencanaan dan pengkhianatan oleh Kongres,” kata pensiunan prajurit Manuel Gaviria (59).

Castillo sendiri sukses meraih 12 persen suara dalam pemilihan putaran kedua bulan Juni 2021 melawan sayap kanan Keiko Fujimori yang merupakan putri mantan presiden Alberto Fujimori.

Nama Pedro Castillo sebelumnya memang tidak populer hingga akhirnya ia berhasil memenangkan pemilihan dan menjabat sebagai presiden Peru.

Selama menjabat, Castillo berusaha menjadi pelayan rakyat yang rendah hati. Dia juga berjanji untuk mengakhiri korupsi yang telah mengular di Peru.

Sayangnya banyak tuduhan membanjiri Pedro Castillo. Ia diduga melakukan korupsi dan menjadi penghalang keadilan hingga rumor menjiplak tesis universitasnya.

Pada Oktober lalu, jaksa agung Peru mengajukan gugatan konstitusional yang menuduh Castillo memimpin organisasi kriminal yang melibatkan keluarga dan sekutunya.

Menanggapi hal tersebut, Castillo bersama sang pengacara meyakini penyelidikan terhadap dirinya merupakan bagian dari rencana pemakzulan.

“Situasi yang tidak dapat ditolerir ini tidak dapat berlanjut,” ujar Castillo sebelum pemakzulan dirinya.

(SPM/MIC)