Dalam pernyataan tersebut juga dijelaskan, bahwa Twitter telah menjadi media sosial yang membahayakan bagi orang-orang dari latar belakang yang berbeda.
“Platform ini telah menjadi ruang yang mengancam dan bahkan berbahaya bagi orang-orang dari berbagai latar belakang. Termasuk orang-orang berkulit hitam, cokelat, trans, gay, wanita, penyandang disabilitas, Yahudi, Muslim, dan masih banyak lagi,” tulis pernyataan tersebut.
Selain membahayakan orang-orang dari kelompok tertentu, hal ini juga tentu tidak akan memberikan dampak baik bagi bisnis.
“Ini tidak masuk akal, juga merupakan bisnis yang buruk,” tambahnya.
Perusahaan Ben & Jerry’s menyatakan, bahwa berhentinya mereka dalam memasarkan produknya di Twitter merupakan sikap terhadap perubahan berbahaya tersebut.
“Twitter harus mesngambil aksi mulai dari sekarang untuk mengakhiri konten ekstremis dan kasar pada platform ini. Sampai hal itu terjadi, Ben & Jerry’s tidak akan mengeluarkan uang untuk Twitter dan kami meminta semua bisnis dan mitra untuk melakukan hal yang sama,” tutur pernyataan tersebut.
Lantas, nampaknya himbauan Ben & Jerry’s ini sudah terjadi dan telah dilakukan. Sebab sampai Maret 2024, telah terungkap bahwa lebih dari setengah dari 1.000 pengiklan teratas Twitter telah berhenti membelanjakan uangnya di situs ini.
Beberapa perkiraan telah menunjukkan bahwa Twitter akan mengalami penurunan sebanyak 89% dalam pendapatan iklannya. Setelah beberapa bulan Musk mengambil alih media sosial ini. (ala/ads)