Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Romansa Prabowo Sandiaga Jelang Pemilu 2024 Kian Memanas

Ilustrasi Prabowo Subianto saat pidato. (Sumber: Instagram/@gerindra)

ANDALPOST.COM – Jelang pemilu 2024 terjadi perseteruan panas di partai politik Gerindra. Kali ini orang yang terlibat adalah dua ujung tombak partai yakni sang ketua umum Gerindra, Prabowo Subianto dan wakilnya Sandiaga Salahudin Uno.

Padahal baik Prabowo dan Sandiaga adalah dua orang yang menjadi pasangan kala berjuang di kontestasi pemilu 2019 silam. Namun jelang pemilu 2024 dikabarkan mereka sedang tidak akur akibat isu dan ambisi Sandi ingin menjadi bakal Capres 2024 nanti. Padahal pihak Gerindra dengan tegas menyatakan dukungan penuh kepada Prabowo Subianto.

Teka-teki tentang renggangnya hubungan Sandiaga dan Prabowo semakin nyata pada hari Sabtu kemarin (7/1/2023) silam.

Bagaimana tidak? Kala itu Gerindra sedang mengadakan pertemuan dalam meresmikan Kantor Badan Pemenangan Presiden Gerindra (7/1/2023).

Alih-alih datang Sandi malah pergi ke Harlah PPP yang diselenggarakan di stadion Kridosono Yogyakarta di hari yang sama. Hadirnya Sandi ke acara tersebut malah membuat sinyal kebenaran PPP jadi rumah baru Sandiaga semakin nyata.

Pasalnya PPP sendiri juga siap menerima Sandiaga Uno jika menginginkan dukungan menjadi capres. Sebuah hal yang tidak didapatkannya jika terus tegak lurus bersama Gerindra.

Hal ini membuat Prabowo langsung memberikan sentilan keras dengan mengatakan mempersilahkan kadernya yang sudah tidak cocok dengan ideologi partai.

“Kalau tidak cocok sama Prabowo, ya monggo enggak apa-apa, cari partai lain, pindah partai boleh dong,” kata Prabowo dalam pidatonya (7/1/2023).

Prabowo saat itu juga mengatakan jika ada kader dari Gerindra yang sudah keluar jalur.

Meski tidak dijelaskan secara gamblang siapa sosok tersebut, namun asumsi publik akan mengerucut ke Sandiaga.

Sosok tersebut dianggap oleh Prabowo tidak mengikuti garis aturan yang sudah ditetapkan partai, serta memiliki sikap yang tidak konsisten dengan apa yang dikatakan.

Atas situasi ini Prabowo berharap agar kader yang dimaksud bisa keluar secara baik-baik.

Keluar dari partai adalah hal yang wajar dalam dinamika politik di Indonesia. Seperti yang dilakukannya saat dulu keluar dari parpol lamanya yaitu Golkar.

“Aku juga dulu di Golkar pindah dengan baik, tapi saya menghadap ketua umum waktu itu saya pamit. Aku bikin surat pengunduran diri dan aku pamit. Saya datang ke tokoh-tokoh Partai Golkar untuk pamit,” ujar Prabowo.

Sementara itu Sandiaga yang ditanya kala itu membeberkan alasannya menghadiri Harlah PPP ke-50. Sandi mengatakan jika dirinya sudah menerima undangan dari PPP sejak enam bulan yang lalu.

“Saya menerima undangan yang disampaikan enam bulan lalu oleh pak Yazid. Dan tentunya sebagai yang diundang ini merupakan suatu kehormatan bisa hadir bersama-sama dengan Pak Mar dan KH Mustofa. Yang juga hadir pada kesempatan ini,” kata Sandiaga ditemui di Stadion Kridosono kepada awak media, Minggu (8/1/2023).

Nantinya Sandiaga tidak ingin memperpanjang polemik yang ada di Gerindra. Oleh karena itu, setelah ini Sandi akan melakukan pertemuan dengan Prabowo yang membahas manuver dari keduanya.

Namun Sandi yang masih menjabat Menparekraf itu masih setia dan teguh dengan Prabowo sejauh ini.

“Ya saya tidak ingin memperpanjang polemik tapi jangankan diundang di Jakarta, di Yogyakarta aja saya datang apalagi kalau di Jakarta pas kebetulan saya datang,” katanya.

(PAM/FAU)