Komentar Putin tersebut bertujuan untuk meyakinkan Rusia agar dapat mengalahkan Ukraina. Setelah konflik berjalan hampir 16 bulan lamanya.
Terlebih, Ukraina juga tengah berusaha memecahkan kebuntuan virtual selama berbulan-bulan. Lalu mengambil kembali 18 persen wilayahnya yang tetap berada di bawah kendali Rusia.
Misi Perdamaian
Pada pembicaraan di St Petersburg pada Sabtu (17/6/2023), Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa memberi Putin inisiatif perdamaian 10 poin dari tujuh negara Afrika.
Ramaphosa menyebut, bahwa waktunya telah tiba bagi Rusia dan Ukraina untuk memulai negosiasi guna mengakhiri perang.
Namun, Putin mengatakan serangkaian tuduhan yang dibantah oleh Ukraina dan Barat.
Ia juga menyebut Ukraina lah yang menolak berdiskusi dengan Rusia.
Tetapi, Putin berterima kasih atas misi perdamaian yang diusung Ramaphosa.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, Putin telah menunjukkan minat pada rencana tersebut tetapi sulit untuk diwujudkan.
Di Kyiv pada hari sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada delegasi Afrika bahwa sejak dimulainya perang, ia ingin mengadakan pembicaraan tatap muka terpisah dengan kedua pemimpin mengenai inisiatif perdamaian mereka.
Sayangnya, jurang besar antara kedua belah pihak semakin nampak saat Putin menggunakan forum ekonomi utama untuk mencela Zelensky secara pribadi dan menyatakan tujuan demiliterisasi serta denazifikasi.
Meskipun tak membuahkan hasil, tapi Ramaphosa tetap menyampaikan kabar baik.
“Inisiatif Perdamaian Afrika telah berdampak dan keberhasilan akhirnya akan diukur pada tujuan, yaitu menghentikan perang,” terang Ramaphosa.
Ia mengatakan, orang Afrika akan terus berbicara dengan Putin dan Zelensky. Serta memberi tahu Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengenai upaya mereka sejauh ini. (spm/ads)