ANDALPOST.COM — Toyota Motor Corp., produsen mobil terkemuka dunia, telah mengumumkan perpanjangan izin produksi sebagian di fasilitas produksi Jepangnya hingga Rabu (18/10/2023). Keputusan ini diambil setelah ledakan di salah satu pemasok terutama pada minggu ini, yang mempengaruhi rantai pasokan kunci perusahaan tersebut.
Pada hari Selasa, Toyota mengkonfirmasi bahwa produksi di beberapa pabriknya akan tetap terhenti hingga Rabu, ketika situasi di pemasok utama mereka dapat dievaluasi lebih lanjut.
Pemasok tersebut, yaitu Chou Spring Co., mengalami kejadian ledakan yang menyebabkan kerusakan signifikan pada fasilitas produksinya.
Sementara Toyota tidak mengalami kerugian fisik akibat ledakan tersebut. Mereka terpaksa menghentikan sebagian besar produksi di pabrik-pabriknya di Jepang karena bergantung pada pasokan dari pemasok yang terkena dampak.
Akibat penghentian produksi ini, ribuan pekerja Toyota di seluruh Jepang akan dihentikan sementara atau akan Ditempatkan dalam tugas-tugas lainnya untuk menjaga stabilitas operasional perusahaan.
Disisi lain, Toyota telah mengambil langkah-langkah proaktif untuk memitigasi dampak dari situasi ini. Termasuk penjadwalan ulang produksi dan mengidentifikasi sumber pasokan alternatif.
Seorang juru bicara Toyota mengatakan, “kami sangat menyadari bahwa situasi ini tidak hanya mengganggu operasional Toyota, tetapi juga seluruh rantai pasokan di Jepang. Kami berusaha keras untuk meminimalkan dampak ini pada pelanggan kami dan akan terus bekerja sama dengan pemasok untuk memulihkan produksi secepat mungkin.”
Pihak Perusahaan akan Tanggung Jawab Terkait Pasokan
Sebagai produsen mobil terbesar di dunia, Toyota memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjaga kelancaran rantai pasokan. Serta memastikan bahwa kebutuhan konsumen terpenuhi.
Para analis industri otomotif pun mengamati situasi ini dengan cermat. Sebab dampaknya dapat merambat ke berbagai industri lainnya.
Pada hari Selasa ini, saham Toyota di bursa saham Tokyo mengalami penurunan sebesar 2% seiring dengan berita perpanjangan izin produksi.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.