Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Vladimir Putin Kunjungi Mariupol saat ICC Perintahkan Penangkapan

Ilustrasi Presiden Putin. (Design by: Aini)

ANDALPOST.COM – Menyetir mobilnya sendiri, Presiden Rusia, Vladimir Putin menyetir di sepanjang jalan Mariupol, Ukraina pada Senin (20/3/2023).

Apa yang sedang Putin coba untuk tunjukkan, diduga bukan lain lagi adalah sebuah tindakan pembangkangan.

Hal itu disebabkan oleh International Criminal Court (ICC), yang baru saja mengeluarkan surat permintaan penangkapan dirinya tiga hari yang lalu, Jumat (17/3/2023).

Aksi yang dilakukan Putin, menuai kemarahan dari Kementerian Pertahanan Ukraina, di mana ia memanggil sang presiden Rusia tersebut sebagai seorang ‘pencuri’, yang sedang “berjalan-jalan di dalam malam.”

Komentar Kementerian Pertahanan Ukraina terhadap kunjungan Putin di Mariupol | Twitter: @DefenceU

Kedatangan Putin sendiri ke Mariupol diklaim olehnya bersifat spontan. Ia terlihat datang menggunakan helikopter sebelum menaiki mobil, dan menyetir di sepanjang jalan Mariupol.

Di sisi lain, penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, juga mengecam ‘sinisme’ dan ‘kurangnya penyesalan’ atas kunjungan Putin itu.

“Penjahat selalu kembali ke TKP,” ujar Podolyak di Twitter.

Kondisi Penduduk dan Tanggapan Boychenko

Dalam rekaman video yang disebar oleh TASS, Putin terlihat berdiskusi dengan salah satu pejabat tinggi Rusia. Yaitu, Marat Khusnullin yang merupakan wakil perdana menteri konstruksi.

Mereka berbicara mengenai pembangunan kembali kota Mariupol oleh Rusia.

Selain itu, Marat juga membuat klaim bahwa penduduk asal kota telah kembali ke Mariupol karena upaya Rusia untuk membangun kembali kota tersebut. Namun, hal ini belum dapat dipastikan.

“Orang-orang sudah mulai kembali. Ketika mereka melihat rekonstruksi sedang berlangsung, orang-orang mulai melakukan aktivitasnya kembali,” ujar Marat.

Dalam video itu, terlihat juga Putin yang sedang berbincang-bincang dengan masyarakat sekitar Mariupol. 

Lalu, mantan Walikota Mariupol, Boychenko, menolak hal tersebut dan berkata, “Mereka membangun hal itu hanya untuk membuktikan bahwa versi mereka tentang apa yang terjadi di sana benar.”

“Tapi mereka berbohong! Mereka berbohong bahwa mereka datang untuk membebaskan kota. Tapi mereka menghancurkannya. Kota ini tidak ada lagi. Dan butuh 20 tahun untuk dipulihkan,” tegas Boychenko.

Diketahui, sebanyak 90% bangunan perumahan hancur karena serangan Rusia terhadap Ukraina. 

Sementara itu, rekonstruksi area Mariupol hanya dilakukan di pinggiran kota. Nama-nama jalan pun diganti dan warna-warna gedung, dan lain-lain diganti menjadi warna khas Rusia.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.