Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Xi Jinping Sebut Proposal China Mengenai Ukraina Mencerminkan Kesatuan Pandangan Global

Presiden China Xi Jinping. (Foto: AFP/NOEL CELIS)

ANDALPOST.COM – Presiden China, Xi Jinping menyebut proposal Beijing mengenai Ukraina terkait invasi Rusia mencerminkan pandangan global, Senin (20/3).

Jinping juga mengatakan, ia berusaha untuk menetralisir konsekuensi dan solusi dari agresi Rusia ke Ukraina.

Proposal China sendiri merupakan sebuah makalah berisi 12 poin yang dirilis pada bulan lalu.

Jinping mengklaim proposal tersebut mewakili kesatuan pandangan dunia.

“Proposal China mewakili sebanyak mungkin kesatuan pandangan masyarakat dunia,” terang Xi Jinping.

“Dokumen tersebut berfungsi sebagai faktor konstruktif dalam menetralkan konsekuensi krisis dan mempromosikan penyelesaian politik. Masalah yang kompleks tidak memiliki solusi yang sederhana,” imbuhnya.

Sementara itu, Xi Jinping berusaha menghadirkan China sebagai pembuat perdamaian global dan memproyeksikannya sebagai kekuatan besar nan andal.

Bahkan, China secara terbuka tetap netral dalam konflik Ukraina. Sambil mengkritik sanksi Barat terhadap Rusia dan menegaskan kembali hubungan dekatnya dengan Moskow.

Namun di sisi lain, Amerika Serikat (AS) dan NATO baru-baru ini menuduh China tengah mempertimbangkan untuk memasok senjata ke Rusia dan memperingatkan Beijing agar tidak melakukan tindakan semacam itu.  

Lantas China dengan tegas menyangkap tuduhan tersebut.

“Resolusi damai untuk situasi di Ukraina juga akan “memastikan stabilitas produksi global dan rantai pasokan,” sambung Jinping.

Ia juga menyerukan jalan keluar yang rasional dari krisis jika dipandu oleh konsep keamanan bersama, komprehensif, berkelanjutan. Serta melanjutkan dialog dengan bijaksana serta pragmatis.

Xi mengatakan, bahwa perjalanannya ke Rusia bertujuan untuk memperkuat persahabatan antara kedua negara.

“Kemitraan menyeluruh dan interaksi strategis di dunia yang terancam oleh tindakan hegemoni, despotisme, dan perundungan,” terang sang presiden.

“Tidak ada model pemerintahan universal dan tidak ada tatanan dunia di mana kata yang menentukan adalah milik satu negara. Solidaritas global dan perdamaian tanpa perpecahan dan pergolakan adalah kepentingan bersama seluruh umat manusia,” tegas Xi.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.