Partai Pheu Thai Melenggang Bebas
Pheu Thai merupakan raksasa elektoral populis dari keluarga miliarder Shinawatra. Ia melobi secara agresif untuk mendapatkan dukungan dari anggota parlemen konservatif.
Partai Pheu Thai yang sebelumnya berada di urutan kedua, kini akan memimpin pemerintahan koalisi multipartai tanpa partisipasi MFP.
Pheu Thai akan mencalonkan taipan bisnis Srettha Thavisin sebagai PM. Bahkan, partai tersebut yakin Srettha Thavisin akan meraup banyak suara.
Diketahui untuk menjadi PM, seorang kandidat harus disetujui oleh mayoritas dari kedua majelis parlemen, yakni 500 anggota parlemen terpilih dan 250 senator yang ditunjuk di bawah junta terakhir.
Sayangnya, Pita tidak dapat mengumpulkan dukungan yang cukup dari para senator.
Beberapa partai mengatakan mereka tidak akan berperan dalam pemerintahan mana pun yang menyertakan MFP.
Pekan lalu, partai Bhumjaithai yang merupakan bagian dari pemerintahan dukungan militer bergabung dengan koalisi baru Pheu Thai.
Bhumjaithai, yang terkenal karena memenuhi janji kampanye 2019 untuk melegalkan ganja di Thailand. Sebelumnya partai tersebut bersikeras tidak akan bergabung dengan koalisi yang berisi MFP.
Pheu Thai dipandang sebagai kendaraan klan politik Thaksin Shinawatra, yang anggotanya termasuk dua mantan perdana menteri yang digulingkan oleh kudeta militer.
Thaksin Shinawatra sendiri kembali ke Thailand dalam beberapa minggu mendatang, kendati ia menghadapi beberapa kasus kriminal.
Mantan polisi yang berubah menjadi taipan telekomunikasi itu sebelumnya pernah memenangkan dua pemilihan. Namun, diusir oleh tentara pada tahun 2006 dan telah hidup dalam pengasingan selama 15 tahun terakhir.
Seorang tokoh momok bagi pembentukan pro-militer dan royalis Thailand, Thaksin masih membayangi politik kerajaan. Lantas kembalinya ia berpotensi mengobarkan suasana. (spm/ads)