ANDALPOST.COM — Tokoh oposisi India, Rahul Gandhi (52) menyebut dirinya akan terus berjuang untuk demokrasi di India, usai ia dikeluarkan dari parlemen guna penyelidikan kasus Perdana Menteri (PM) Narendra Modi, Sabtu (25/3).
Gandhi dilengserkan dari kursi parlemen pada Jumat (24/3) atau sehari setelah ia dihukum atas kasus pencemaran nama baik Modi.
Dalam sebuah pernyataan, Rahul Gandhi membawa marga Modi yang disinyalir mengarah ke PM India.
Seperti diketahui, Narendra Modi memang kerap dituduh oleh lawan politik serta kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) yang diklaim menggunakan undang-undang untuk membungkam kritik.
Namun, dengan tegas Gandhi enggan mematuhi aturan tersebut.
“Saya akan melakukan apapun yang harus saya lakukan untuk mempertahankan sifat demokratis negara ini,” kata Gandhi.
“Mereka terbiasa dengan semua orang yang takut pada mereka. Aku tidak takut pada mereka,” imbuhnya.
Pencopotan Gandhi juga berbarengan dengan kuatnya hubungan antara Narendra Modi dan Gautam Adani. Ia merupakan industrialis paling andal di India.
Narendra Modi pun telah menjadi rekan dekat Adani selama beberapa dekade.
Namun, bisnis tersebut menuai sorotan publik setelah sebuah perusahaan investasi Amerika Serikat (AS) menuduhnya melakukan penipuan perusahaan.
Sementara, Partai Kongres oposisi Gandhi selama berminggu-minggu menuntut penyelidikan yang tepat oleh parlemen atas tuduhan tersebut.
“Saya telah didiskualifikasi karena perdana menteri, takut dengan pidato berikutnya yang akan datang tentang Adani.”
“Saya akan terus bertanya , apa hubungan perdana menteri dengan Tuan Adani?” terangnya.
Lantas pendukung Kongres mengadakan protes kecil di beberapa kota di seluruh negeri pada hari Sabtu untuk memprotes pemecatan Gandhi sebagai anggota parlemen.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.