Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

17 Maret 2023: Hari Perawat Nasional sekaligus HUT PPNI ke-49

Ilustrasi perawat selalu sigap melayani kesehatan masyarakat. (Design by: Eeza Putri)

ANDALPOST.COM – Jumat (17/03), diperingati sebagai Hari Perawat Nasional yang bertepatan dengan HUT Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) ke-49. 

Sebelumnya, Dewan Pengurus Pusat (DPP) PPNI sudah mengeluarkan informasi terkait tema dan logo untuk seluruh Dewan Pengurus Komisariat (DPK), Dewan Pengurus Daerah (DPD), dan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PPNI.

Adapun tema HUT PPNI ke-49 dan Hari Perawat Nasional 2023 ialah “Gapai Sejahtera dan Profesionalisme.”

Melalui tema tersebut, DPP PPNI mengajak kepada seluruh pengurus PPNI dan perawat Indonesia untuk turut memeriahkan hari lahir PPNI ke-49 dengan menggunakan logo serentak.

Sejarah Perawat Nasional di Indonesia

Menurut keterangan dari situs resmi PPNI INNA, sejak masa kolonial Belanda telah dimulainya sejarah keperawatan di Indonesia. Kala itu, para perawat disebut velpleger dibantu zieken oppaser sebagai penjaga orang sakit, berasal dari penduduk pribumi.

Pada tahun 1799 sudah ada rumah sakit Binnen Hospital Jakarta, tempat bekerja para perawat pribumi. Selanjutnya, Gubernur Jenderal Inggris Raffles (1812-1816) pada masa VOC berkuasa memiliki semboyan “kesehatan adalah milik manusia.” 

Sebagai gubernur yang diberikan jabatan oleh pemerintah Inggris saat itu, Raffles melakukan beberapa tindakan. Seperti pencacaran umum, melakukan pembenahan cara merawat pasien gangguan jiwa, dan memerhatikan kesehatan dan perawatan tahanan.

Selanjutnya, mulai didirikan juga beberapa rumah sakit ibukota. Salah satunya Stadverband di Glodok, Jakarta Barat pada tahun 1819.

Pada 1816 hingga 1942, banyak rumah sakit yang terus berkembang seperti Rumah Sakit Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Cikini Jakarta, Rumah Sakit St. Carolus Salemba Jakarta Pusat, dan Rumah Sakit. St Boromeus Bandung.

Sementara itu, lewat kanal YouTube Perawat Indonesia menambahkan, pada 1945 hingga 1962 merupakan masa pengembangan tenaga keperawatan yang masih menggunakan sistem pendidikan yang sudah ada. 

Seperti perawat lulusan pendidikan Belanda (MULO dengan masa pendidikan selama 3 tahun), untuk ijazah A dan ijazah B.

Kemudian, pada 1972 lahir organisasi profesi bernama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. 

Pada 1985, peresmian pendidikan S1 keperawatan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dilanjutkan pada tahun 1966 dibuka fakultas serupa di Universitas Padjadjaran Bandung.

Tak hanya sampai di situ, pada 1999 dilakukan pembenahan terkait pendidikan kurikulum D-III keperawatan, yang kemudian digunakan pada tahun 2000 hingga saat ini. 

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.