Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Implementasi Peran Sektor Swasta Melalui Jababeka Medical City 

Peresmian Jababeka Medical City oleh Kemenkes (sumber: Kemenkes)

ANDALPOST.COM – Jababeka Medical City diresmikan oleh Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin di Bekasi, Jawa Barat pada Rabu (1/3). Hal ini dilakukan sebagai aksi nyata peranan pihak swasta dalam memperkuat ketahanan kesehatan dengan menjadikan aspek kesehatan sebagai prioritas dalam pembangunan wilayah.

Menkes Budi menyampaikan ada tiga investasi nyata yang dibutuhkan dalam sektor kesehatan guna memajukan pelayanan kesehatan di Indonesia. Tiga investasi tersebut di antaranya ialah investasi manufakturing produk kesehatan, pendidikan kesehatan, dan pelayanan kesehatan.

‘’Pada level pertama adalah investasi manufakturing produk kesehatan, baik yang bentuknya alat kesehatan maupun produksi terapi seperti obat dan vaksin. Pada level kedua adalah investasi pendidikan kesehatan atau Healthcare Education. Level ketiga adalah Healthcare Service atau pelayanan kesehatan,’’ ujar Menkes Budi.

Investasi Bidang Kesehatan Sejalan dengan Program Besar

Investasi bidang kesehatan sejalan dengan program besar yang saat ini dijalankan oleh Kemenkes yakni transformasi kesehatan. Pada pilar pertama transformasi layanan kesehatan primer, investasi promotif preventif dapat dilakukan melalui skrining dan surveilans.

Seperti diketahui, investasi manufakturing dalam negeri potensinya masih sangat tinggi untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan. Di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dibutuhkan sekira 300.000 antropometri untuk pengukuran bayi dan 18.000 pemenuhan USG di Puskesmas. Hal ini hanya berlaku untuk skrining stunting, dan belum termasuk layanan BPJS yang membutuhkan 14 skrining mandatori.

‘’Manufakturing untuk 14 Skrining Mandatory BPJS, Antropometri untuk timbangan bayi, Kalau bapak ada produksi dalam negeri, kita beli.’’ ujar Menkes.

Sementara itu, di layanan kesehatan rujukan dari 3000 rumah sakit yang ada di Indonesia diketahui hanya 200 rumah sakit saja yang memiliki mamograf. Yakni sebuah alat untuk mendeteksi dini kanker payudara.

Selanjutnya, investasi pendidikan kesehatan (healthcare education) juga memegang peranan penting mengingat adanya 3.000 rumah sakit di seluruh wilayah Indonesia. Untuk itu, kebutuhan dokter dan dokter spesialis harus terpenuhi dengan baik.

‘’Saya mau yakinkan teman teman agar pendidikan dokter spesialis dilakukan di rumah sakit seperti negara-negara lain di dunia.’’ kata Budi Gunadi Sadikin.

Terakhir, investasi pelayanan kesehatan masa depan berbasis bioteknologi yang akan menjadi masa depan bisnis internasional. Tujuannya untuk menghasilkan pelayanan kesehatan yang mengedepankan ketelitian dan ketepatan di masa mendatang. 

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.