ANDALPOST.COM – Kelahiran Mohammed Al Amoudi, di Ethiopia, salah satu negara yang pada tahun 1983-1985 pernah dijuluki sebagai negara termiskin di dunia. Tidak membuat dia kehilangan semangatnya untuk menjadi sukses.
Saat ini Amoudi berhasil membuktikan kesuksesannya dengan menjadi salah satu orang terkaya di Afrika dan dunia.
Diketahui, konstruksi, real estate, hingga kilang minyak merupakan jenis bidang usaha yang dimiliki oleh Amoudi.
Menurut laman Forbes, saat ini total kekayaan Amoudi mencapai US$8,1 miliar pada 2018 lalu. Jika dikonversikan dengan nilai rupiah saat ini, maka total kekayaannya tembus Rp121,54 triliun.
Amoudi juga telah menjadi orang yang paling berpengaruh di tempat kelahiran asalnya yaitu Ethiopia, Afrika, lantaran dia telah berinvestasi di hampir setiap sektor ekonomi negaranya seperti hotel, pertanian, dan pertambangan.
Alhasil, kesuksesan Amoudi di Ethiopia, pun diakui oleh hampir seluruh warga negara tersebut.
“Pengaruh Syekh dalam perekonomian Ethiopia tidak bisa diremehkan,” menurut kabel diplomatik tahun 2008, yang dirilis oleh Wikileaks.
Profil Mohammed Hussein Al Amoudi
Diketahui, Mohammed Al Amoudi lahir pada 21 Juli 1946 di kota Dessie, Ethiopia. Pada saat waktunya di negara itu, ia pernah dihantam bencana seperti kekeringan hebat, dan kelaparan.
Waktu pun berjalan, dan saat usianya menginjak 14 tahun atau pada saat itu sekitar tahun 1960-an, Amoudi bersama dengan saudaranya akhirnya memutuskan untuk pindah ke Arab Saudi.
Di Arab Saudi, dia memulai untuk membangun kerajaan bisnisnya di bidang konstruksi dan real estate. Walaupun baru merupakan awalan, bisnis itu sudah sukses besar.
Dimulai dari salah satu bisnisnya yang pertama di bidang konstruksi, dia bersama dengan perusahaanya. Yaitu, International Development Research and Organization Companies (MIDROC) berhasil memenangkan proyek yang diperkirakan tembus US$30 miliar.
Kesuksesan dari bisnis pertama-nya, membuat Amoudi semakin percaya diri untuk mengembangkan bisnis dengan mencobanya dari sektor yang lain.
Akhirnya, Amoudi memulai bisnisnya, tidak hanya di konstruksi, melainkan juga di bidang minyak, pertambangan, pertanian, hotel, dan rumah sakit.
Setelah mengembangkan bisnisnya di beberapa sektor, Amoudi pada saat itu memiliki rencana dan tekad untuk memperluas bisnisnya hingga ke mancanegara.
Demikian, dia pun berhasil mengambil alih perusahaan minyak terbesar Swedia, OK Petroleum dengan nilai US$750 juta pada 1994 lalu. Meskipun, akuisisi tersebut dilakukan saat ekonomi Swedia sedang tidak stabil.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.