ANDALPOST.COM – Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh media Inggris BBC bersama dengan Chief Executive Officer (CEO) Twitter Elon Musk, terdapat sebuah pernyataan yang menarik perhatian dari salah satu orang paling kaya di dunia itu. Elon menyebutkan bahwa selama dirinya bertanggung jawab sebagai pemilik Twitter, hal tersebut ia katakan “cukup menyakitkan”.
Wawancara yang disiarkan secara langsung tersebut ditonton oleh ratusan pengguna Twitter untuk menyimak percakapan antara Elon dan James Clayton dari BBC. Diketahui juga tempat dilakukannya wawancara bertempat di kantor Twitter, San Fransisco.
Pada awalnya Elon memutuskan untuk membeli perusahaan media sosial twitter seharga $44 bn atau sekitar Rp. 654,6 miliar. Dalam suatu pertanyaan mengenai apakah pria yang juga menjabat sebagai pemilik perusahaan mobil Tesla itu menyesal setelah membeli Twitter, Elon memberikan jawaban yang cukup menarik.
Ia mengatakan bahwa dalam proses berjalannya kepemilikan dari Twitter oleh dirinya, hal tersebut berlangsung cukup menyakitkan.
“Tingkat rasa sakitnya sangat tinggi, ini bukan semacam pesta,” terang Elon.
“Ini tidak membosankan. Ini cukup rollercoaster,” tambah Elon menjelaskan bagaimana situasi yang terjadi akhir-akhir ini.
Elon menambahkan bagaiaman hal-hal yang terjadi belakangan ini dikatakan sebagai sesuatu yang cukup menegangkan di tengah segala kemajuan teknologi dan semua hal yang telah dikembangkan Twitter di bawah kepemimpinannya.
Akan tetapi melihat bagaimana kondisi memimpin Twitter yang dianggap sebagai “rollercoaster”, Elon tetap menegaskan bahwa keputusan dirinya untuk melakukan pembelian kepada media sosial dengan logo burung berwana biru sebagai ciri khas adalah hal yang benar.
Elon Membeli Twitter karena Terpaksa
Wawancara yang berlangsung dengan James Clayton tersebut kerap kali menanyakan pembelian yang dilakukan oleh Elon atas Twitter. Ia menyebut bahwa hal yang dilakukan secara sukarela atau adanya unsur lain yang membawahnya kepada keputusan tersebut.
Dikarenakan pada waktu Elon membeli perusahaan Twitter, saat itu medsos ini memiliki sebuah kasus pengadilan aktif terhadap Elon. Hingga kemudian memaksanya untuk membeli perusahaan tersebut dalam suatu mekanisme penjualan yang dikatakan buruk.
Dalam sebuah transkrip yang di rekap oleh Tecrunch menampilkan bagaiaman proses berjlannya wawancara yang dapat menyimpulkan bahwa pembelian yang dilakukan Elon atas Twitter dilakukan secara terpaksa dimna aadanya pertanyaan dari James Clinton.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.