ANDALPOST.COM – Dalam sebuah essay yang dituliskan untuk majalah ELLE pada Selasa (18/4/2023), Megan Thee Stallion bicara “untuk yang terakhir kalinya” mengenai pengalamannya sebagai penyintas penembakan.
Megan sempat ditembak oleh seorang bintang hip hop Tory Lanez. Memiliki nama asli Daystar Peterson, Tory merupakan seorang berkebangsaan Kanada berumur 30 tahun.
Pria itu menembak Meghan di kaki ketika ia menyuruh Megan untuk “berdansa”.
Wanita berusia 28 tahun itu bersaksi bahwa dia ditembak setelah meninggalkan pesta renang di Hollywood Hills pada 12 Juli 2020.
Tory ditemukan bersalah pada 23 Desember 2020, dan semenjak saat itu putusan hukumannya telah ditunda berkali-kali. Sekarang, pemeriksaannya diundur ke tanggal 8 Mei 2023.
Lanez didakwa dengan tiga tuduhan. Penyerangan dengan senjata api semi otomatis, membawa senjata api yang dimuat dan tidak terdaftar di dalam kendaraan, dan melepaskan senjata api dengan kelalaian, menurut jaksa penuntut.
Pemenang Penghargaan Grammy tersebut mengatakan vonis bersalah itu “lebih dari sekadar pembenaran”.
Essay Megan
Kemudian, dalam essay di majalah ELLE, musisi bernama asli Megan Pete itu mengatakan adanya “teori konspirasi” dan “narasi palsu” yang tersebar di media sosial sebelum persidangan.
“Bahkan beberapa rekan saya di industri musik memperparah dengan meme, lelucon, dan fitnah diam-diam. Dan sama sekali mengabaikan fakta bahwa saya bisa saja kehilangan nyawa saya,” kata Megan.
“Alih-alih mengutuk segala bentuk kekerasan terhadap perempuan, orang-orang seperti ini mencoba membenarkan tindakan penyerang saya,” tambah Megan.
Dia mengatakan bahwa meskipun orang mengira dia telah pulih karena masih tampil dan mengunggah di media sosial, dia sebenarnya merasa “sangat lelah”.
Depresi
“Sebenarnya saya mulai jatuh ke dalam depresi,” ujarnya lagi.
Megan juga menggambarkan dirinya tampil di depan publik di tengah perjuangan pribadi yang memengaruhi setiap bidang kehidupannya, termasuk musiknya.
Kejadian penembakan itu membuat Megan tidak merasa ingin membuat musik. Ia mengatakan bahwa ia berada di tempat yang sangat rendah sehingga ia bahkan tidak tahu apa yang ingin ia rap.
“Saya bertanya-tanya apakah orang-orang bahkan peduli lagi. Akan ada saatnya aku benar-benar berada di belakang panggung atau di hotelku, menangis. Dan kemudian aku harus menguatkan Megan Pete dan menjadi Megan Thee Stallion,” ia bercerita.
Megan juga berkata bahwa dia masih bergumul dengan kecemasan. Tetapi, sekarang berada di “tempat yang lebih Bahagia” berkat kegiatan positif. Seperti membuat jurnal, berdoa, dan menetapkan batasan dengan orang-orang yang dia izinkan masuk ke dalam hidupnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.