ANDALPOST.COM – Partai Republik dan Demokrat telah sepakat untuk menaikkan plafon utang Amerika Serikat untuk mencegah default AS yang bisa menghancurkan banyak aspek.
Namun, kenaikan ambang batas utang ini tidak akan berpengaruh banyak dalam perlambatan penumpukan besar-besaran terhadap total utang federal saat ini hingga satu dekade mendatang.
Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang yang mengangkat plafon utang negara dua hari sebelum tenggat waktu yang diberikan oleh Kementrian Keuangan Amerika Serikat.
Keputusan Gedung Putih
Gedung Putih mengumumkan penandatanganan pada hari Sabtu (3/6/2023), dilakukan secara tertutup di dalam Gedung Putih. Tidak hanya itu, Biden juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh mitra Amerika Serikat melalui surat elektronik.
Departemen Keuangan telah memperingatkan negara itu akan mulai kekurangan uang tunai untuk membayar semua tagihannya sejak awal Mei lalu.
Tidak hanya Amerika Serikat yang akan terdampak, melainkan kebangkrutan Amerika juga akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap ekonomi global.
Meski sempat melewati diskusi yang cukup panjang antara Partai Republik dan Demokrat, pihak legislatif Amerika Serikat dan Senat Amerika Serikat akhirnya bersepakat untuk menangguhkan batas utang hingga tahun 2025 – setelah pemilihan presiden berikutnya – dan membatasi pengeluaran pemerintah. Ini memberikan target anggaran anggota parlemen untuk dua tahun ke depan dengan harapan menjamin stabilitas fiskal saat musim politik memanas.
Batas utang Amerika Serikat usai dinaikkan ialah $31,4 triliun. Kenaikan batas utang ini memungkinkan Amerika Serikat kembali mengambil pinjaman untuk membayar beberapa utang-utangnya.
“Tidak ada yang mendapatkan semua yang mereka inginkan tetapi rakyat Amerika mendapatkan apa yang mereka butuhkan,” kata Biden, menyoroti “kompromi dan konsensus” dalam kesepakatan tersebut. “Kami menghindari krisis ekonomi dan keruntuhan ekonomi.”
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.