ANDALPOST.COM – Upaya kerja sama memperkuat langkah antisipasif malaria baru-baru ini dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama pemerintah daerah dan otorita Ibu Kota Nusantara (IKN). Hal ini meninjau karena adanya peningkatan potensi penyakit malaria yang disebabkan oleh arus mobilitas yang tinggi di wilayah IKN.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu menyampaikan, salah satu upaya antisipatif dilakukan melalui cara skrining kesehatan. Tujuannya, agar para pekerja yang masuk ke kawasan IKN dalam keadaan yang baik, prima, dan terhindar dari penyakit.
“Sudah kami antisipasi, sebelumnya kita telah rutin bertemu dengan otoritas IKN untuk antisipasi mereka harus dilakukan skrining,” ujar Maxi Rein Rondonuwu, melalui situs Kemenkes RI dikutip pada Sabtu (17/6/2023).
Pelaksanaan Skrining Kesehatan Penyakit Malaria
Maxi Rein juga mengungkapkan, bahwa skrining malaria akan menggunakan alat berupa Rapid Diagnostic Test (RDT) malaria. Pertimbangan pemilihan RDT Malaria ialah mudah dibawa dan digunakan.
Selain itu, RDT juga memberikan kemudahan dan kecepatan hasil pemeriksaan jika dibanding dengan pemeriksaan melalui mikroskop. Tentu hasil pemeriksaan RDT juga dapat memberikan keakuratan data.
Jika terdapat dugaan pasien mengalami malaria, RDT Malaria akan dapat mendeteksi dengan lebih cepat. Sehingga penanganan yang sigap dan tepat pun dapat dilakukan.
“Tes malaria pakai rapid test jadi bisa cepat, tidak seperti dulu pakai mikroskop, jadi lebih cepat,” jelas Dirjen Maxi.
Lebih lanjut, skrining malaria dilakukan untuk mengidentifikasi gejala awal malaria, seperti demam periodik, nyeri pada persendian dan mual (dalam waktu dua minggu terakhir). Melalui upaya identifikasi dari skrining ini dapat memisahkan antara masyarakat sehat dengan masyarakat yang rentan dan berpotensi terkena malaria.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.