ANDALPOST.COM – TikTok, platform media sosial asal China dan milik perusahaan ByteDance mengumumkan perluasan Riset API ke Uni Eropa (EU) dan diluncurkannya Pustaka Konten Komersial, Kamis (20/07/2023).
Diketahui, TikTok umumkan bahwa perluasan Riset API dan rilisnya Pustaka Konten Komersial, ditujukan untuk meningkatkan ‘keterbukaan’ media sosial itu.
Secara rinci, perusahaan ByteDance telah mengupayakan agar TikTok dapat lebih ‘terbuka’, khususnya terkait data API yang dimilikinya kepada publik. Salah satu upayanya, adalah Riset API untuk para peneliti.
Selain perluasan Riset API ke Eropa, terdapat dua pembaruan untuk ‘alat transparansi’ itu. Yakni, ‘Lab Access’ dan formulir web online.
Lalu, selain pengumuman terkait Riset API, terdapat juga Pustaka Konten Komersial (commercial content library) yang menyediakan transparansi untuk konten komersial.
Perluasan Riset API
Sebelumnya, TikTok sempat rilis versi awal Riset API (application programming interface) untuk para peneliti akademik di Amerika Serikat (AS) secara gratis.
Melalui informasi dari blog resmi TikTok, pihaknya menyatakan tujuan perluasan Riset APA ini, ditujukan agar platform media sosial tersebut lebih terbuka atau transparansi.
“Tujuan kami adalah untuk membuat lebih mudah untuk melakukan riset independen dalam platform kami dan membawa transparansi akan konten TikTok,” terang TikTok.
Dilaporkan, sudah ada lebih dari 60 lamaran dari para peneliti akademik di AS untuk topik seperti tren konsumen, informasi yang salah, dan kesehatan mental.
Alhasil, melalui perluasan Riset API ini, akan ada peneliti-peneliti akademik yang berasal dari Eropa untuk memohon akses untuk data API ini. Termasuk, peneliti dari European Economic Area (EEA), Swiss, dan Inggris.
Lalu, selain perluasan akses ke Riset API, terdapat dua pembaruan yang diumumkan oleh pihak media sosial tersebut. Yakni, ‘Lab Access’ dan formulir web online.
Pertama, berdasarkan permintaan dari komunitas, ‘Lab Access’ ini dirancang agar para peneliti dapat ‘bekerja sama’ atau berkolaborasi dengan peneliti lain.
Secara rinci, para peneliti untuk Riset API, sekarang dapat kolaborasi dengan maksimal 10 peneliti termasuk dirinya untuk bekerja sama dalam proyek riset bersama.
Seluruh peneliti yang berpartisipasi, harus ada akun pengembang TikTok, dan berlokasi di AS atau Eropa untuk mengakses Riset API.
Proyek yang melibatkan berbagai universitas, akan membutuhkan lamaran terpisah untuk setiap sekolah. Akan tetapi, peneliti utama dapat mengirimkan satu lamaran saja untuk semua rekan kolaborasi dari universitas yang sama.
Kedua, untuk memudahkan permohonan atau lamaran ke Riset API, akan ada suatu formulir yang tersedia di web online untuk permohonan tersebut bagi peneliti.
Pustaka Konten Komersial
Berikutnya, selain perluasan dan pembaruan Riset API, TikTok juga mengumumkan peluncuran suatu Pustaka Konten Komersial.
Pustaka Konten Komersial ini ditujukan untuk meningkatkan transparansi di bidang iklan berbayar. Lalu, juga konten lainnya yang ‘komersial’ dalam platfotm TikTok.
Pustaka Konten Komersial tersebut, akan berbentuk suatu basis data yang dapat dicari dengan informasi terkait iklan berbayar dan iklan metadata. Termasuk, seperti iklan kreatif, tanggal iklan dijalankan, dan parameter utama untuk target iklan itu.
Selain itu, Pustaka tersebut juga menyediakan informasi seperti konten apa yang komersial secara alami. Serta, yang ditandai dengan label mitra berbayar atau label promosi.
Contohnya, seperti konten yang promosi brand produk, lalu jasa tapi bukan iklan berbayar.
Di sisi lain, pihak TikTok dilaporkan sudah mengumpulkan berbagai masukan, yang menghasilkan Pustaka Konten Komersial ini dapat digunakan secara spesifik. Khususnya, di mana para peneliti dapat melakukan pencarian dengan kualitas data yang diperbarui.
Selanjutnya, selain Pustaka Konten Komersial, terdapat juga pengumuman terkait akses ke Konten Komersial API.
Alhasil, para peneliti pun juga dapat mengakses itu, tetapi data yang baru tersedia hanya baru berasal dari Eropa.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.