ANDALPOST.COM — Raksasa mainan Lego telah membatalkan rencana pembuatan batu bata dari botol daur ulang, sebagai pukulan terhadap upayanya mengurangi emisi karbon. Perusahaan tersebut mengatakan pada tahun 2021 bahwa mereka bertujuan untuk memproduksi batu bata yang tidak mengandung minyak mentah dalam waktu dua tahun.
Namun pada hari Senin (25/9/2023), mereka menyatakan bahwa penggunaan material baru tersebut tidak mengurangi emisi karbon. Lego mengatakan pihaknya tetap “berkomitmen penuh” untuk membuat mainan mereka dari bahan ramah lingkungan.
Saat ini, banyak komponen dari perusahaan yang berlogo merah tersebut menggunakan bahan Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS), yaitu plastik murni yang terbuat dari minyak mentah.
Langkah transformasi bahan baku Lego tersebut pertama kali dilaporkan oleh Financial Times.
Meski banyak yang menilai keputusan Lego tersebut sebagai kemunduran dari salah satu retail mainan terbesar di dunia tersebut, Lego tetap mendapat banyak dukungan dari banyak pihak. Sebab mereka sedang mengusahakan untuk meningkatkan kredibilitas ramah lingkungannya.
Seperti banyak perusahaan lain, Lego telah menjajaki bahan alternatif selain plastik karena keberlanjutan menjadi lebih penting bagi pelanggan. Salah satu tantangannya adalah menemukan bahan yang cukup tahan lama untuk bertahan selama beberapa generasi.
Perubahan yang Terus Diusahakan
Pada tahun 2021, Lego sebenarnya telah berkomitmen untuk mengembangkan prototipe batu bata yang terbuat dari botol polietilen tereftalat (PET), dengan beberapa bahan kimia tambahan.
Harapannya adalah material tersebut bisa menjadi alternatif pengganti batu bata berbahan dasar minyak.
Namun, Lego kini mengungkapkan bahwa setelah lebih dari dua tahun pengujian, ditemukan bahwa penggunaan PET daur ulang tidak mengurangi emisi karbon. Dikatakan alasannya karena diperlukan langkah ekstra dalam proses produksi, yang berarti perlu menggunakan lebih banyak energi.
Oleh karena itu, perusahaan tersebut menyatakan “memutuskan untuk tidak melanjutkan” pembuatan batu bata dari bahan tersebut.
Dikatakan bahwa pihaknya saat ini sedang menguji dan mengembangkan batu bata yang terbuat dari berbagai bahan alternatif yang ramah lingkungan.
Niels Christiansen, Kepala Eksekutif Lego, mengatakan kepada FT bahwa tidak ada “bahan ajaib” untuk menyelesaikan tantangan keberlanjutan perusahaan.
“Kami menguji ratusan material. Hanya saja tidak mungkin menemukan material seperti itu,” ujarnya.
Juru bicara perusahaan tersebut pun mengatakan bahwa apapun tantangannya mereka tetap akan terus mengusahakan untuk mengedepankan bahan yang ramah lingkungan. Proses tersebut diperkirakan akan terus berlangsung hingga tahun 2032 mendatang.
“Kami menginvestasikan lebih dari $1,2 miliar dalam inisiatif keberlanjutan dalam empat tahun hingga tahun 2025 sebagai bagian dari upaya kami untuk beralih ke material yang lebih berkelanjutan dan mengurangi emisi karbon sebesar 37% pada tahun 2032.”
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.