ANDALPOST.COM — Ketakutan dunia terhadap ‘super-power’ teknologi Artificial Intelligence (AI) memang terus menerus bertambah. Dari hari ke hari, semakin banyak kerja-kerja manusia yang bisa dikerjakan oleh AI.
Hal ini membuat banyaknya protes dilayangkan oleh pihak-pihak yang merasa terancam akan keberadaan AI. Mulai dari pekerja kantoran hingga pekerja sambilan yang merasa kerjanya di masa depan akan tidak dibutuhkan sebab adanya keberadaan AI.
CEO Microsoft, Satya Nadella pun menyuarakan keprihatinannya terhadap para perusahaan teknologi AI, pada Senin (2/10/2023). Sebab di masa depan, dominasi dari mesin pencari paling tersohor saat ini yaitu Google akan mengancam mereka.
Menurut Nadella, jika dominasi Google dibiarkan terus berlanjut, AI akan tidak leluasa dalam berkembang seperti saat ini.
Nadella memberikan kesaksian pada hari Senin sebagai bagian dari persidangan anti monopoli pemerintah AS terhadap Google, yang kini memasuki hari ke-14.
Ia adalah eksekutif teknologi paling senior yang pernah memberikan kesaksian dalam persidangan. Di mana berfokus pada kekuatan Google sebagai mesin pencari default pada perangkat seluler dan browser di seluruh dunia.
Nadella pun menggambarkan Google sebagai raksasa teknologi yang telah memblokir cara konsumen mengakses mesin pencari saingannya.
Kesaksiannya mencerminkan rasa frustrasi atas persaingan jangka panjang antara Microsoft dan Google yang tegangannya telah merembes ke dalam persidangan yang berlangsung selama berminggu-minggu.
Google pun belum berkomentar apa-apa mengenai kesaksian yang dikeluarkan oleh CEO Microsoft. Sebab seperti yang diketahui bahwa saat ini, Google menghadapi masa sulit karena harus menghadapi persidangan padat.
Dalam perkembangan kasus di persidangan, para saksi mengungkapkan bahwa apa yang terjadi saat ini telah menjadi strategi Google bersama perusahaan yang bekerja sama dengan pihaknya.
Seperti Apple yang telah menjadikan Google sebagai mesin pencari default bagi jutaan pengguna internet.
Upaya Microsoft
Nadella bersaksi bahwa setiap tahun ia menjabat sebagai CEO Microsoft, ia tidak berhasil membujuk Apple untuk beralih dari Google sebagai mitra pencarian defaultnya.
Nadella menambahkan bahwa Microsoft bersedia menghabiskan hampir $15 miliar (Rp 233 Triliun) per tahun untuk mendapatkan hak istimewa tersebut.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.