ANDALPOST.COM — Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengungkapkan alasan dibalik tingginya harga tiket pesawat di Indonesia yang masih berlanjut hingga saat ini.
Dalam sebuah acara, Menhub menyoroti beberapa faktor yang mempengaruhi harga tiket pesawat, dengan dampak pandemi Covid-19 yang belum surut sebagai elemen kunci.
Sejak dimulainya pandemi Covid-19 pada tahun 2020, industri aviasi di seluruh dunia telah mengalami goncangan besar. Banyak maskapai penerbangan terpaksa mengurangi rute dan kapasitas, mengakibatkan penurunan drastis dalam jumlah penumpang.
Kondisi ini pun telah mempengaruhi secara signifikan kondisi keuangan maskapai, yang terpaksa melakukan pemotongan biaya dan menaikkan harga tiket untuk bertahan.
“Kami memahami kekhawatiran masyarakat terkait harga tiket pesawat yang terus tinggi. Namun, kita perlu memahami bahwa industri aviasi masih belum pulih sepenuhnya dari dampak pandemi. Penurunan jumlah penumpang dan peningkatan biaya operasional telah memaksa maskapai untuk menyesuaikan harga tiket,” ucap Budi, Rabu (1/11/2023).
Alasan
Selain dampak langsung dari pandemi, beberapa faktor lain berkontribusi terhadap harga tiket pesawat yang tinggi. Termasuk kenaikan harga bahan bakar pesawat, biaya operasional, dan pemeliharaan armada pesawat.
Tidak hanya itu saja, maskapai di Indonesia menghadapi permasalahan sulit lainnya yaitu terbatasnya suku cadang yang dibeli dari luar negeri. Pesawat-pesawat yang sejatinya sudah bisa beroperasi harus vakum karena untuk pembelian suku cadang membutuhkan proses yang cukup lama.
Semua ini menyebabkan beban finansial bagi maskapai penerbangan, yang kemudian tercermin dalam harga tiket yang harus dibayar oleh penumpang.
Ketika pandemi Covid-19 melanda, banyak maskapai terpaksa menghentikan rute-rute yang kurang menguntungkan dan mengurangi frekuensi penerbangan. Hal ini telah mempengaruhi konektivitas antar kota, terutama di daerah terpencil.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.