ANDALPOST.COM — Google mengalami kemunduran hukum terhadap Epic Games, pencipta video game Fortnite yang sangat populer.
Kasus ini berpusat pada tuduhan bahwa toko aplikasi Google, Play Store, mempertahankan kekuatan monopoli yang melanggar hukum. Sehingga mendorong juri California untuk memutuskan Google bersalah karena terlibat dalam perilaku anti kompetitif.
Epic Games memulai pertarungan hukum pada tahun 2020, menuduh Google melakukan praktek anti persaingan dengan menambatkan Play Store ke layanan penagihannya.
Sehingga membatasi kebebasan pengembang dan mengecualikan opsi alternatif. Keputusan juri menyimpulkan bahwa Google telah “mempertahankan kekuatan monopoli dengan terlibat dalam perilaku anti persaingan” di toko aplikasinya.
Tim Sweeney, CEO Epic Games, menyatakan “kemenangan atas Google!… Setelah empat minggu memberikan kesaksian rinci di pengadilan, juri California memutuskan bahwa monopoli Google Play tidak berlaku dalam semua hal.”
Keputusan ini merupakan kemenangan signifikan bagi Epic Games dan dapat memiliki konsekuensi luas bagi industri toko aplikasi senilai $200 miliar. Di mana menantang dominasi pemain besar seperti Google dan Apple.
Kekalahan Google sebagai Tonggak Baru
Meskipun kalah secara hukum, Google dengan cepat mengumumkan niatnya untuk mengajukan banding atas keputusan tersebut, yang menunjukkan bahwa perjuangan masih jauh dari selesai.
Dampak penuh dari kasus ini mungkin baru terlihat jelas pada bulan Januari ketika pengadilan memutuskan kemungkinan penyelesaiannya.
Implikasi dari pertikaian hukum ini tidak hanya berdampak pada Google dan Epic Games, namun juga berdampak lebih luas pada seluruh industri teknologi.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.