ANDALPOST.COM – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dalam beberapa kesempatan belakangan ini sering memberikan peringatan akan adanya situasi resesi di 2023.
Peringatan resesi yang disampaikan Presiden Jokowi itu terkait guncangan situasi perekonomian global yang didukung dengan adanya situasi perang Rusia-Ukraina sejak tahun lalu.
Hal ini tentu menjadi sinyal serius yang dianggap ancaman oleh hampir sebagian besar masyarakat di Indonesia. Terutama bagi kalangan menengah ke bawah yang takut jika nantinya menyebabkan krisis ekonomi.
Sinyal bahaya ini kemudian ditanggapi oleh Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan Indonesia. Baginya, ancaman resesi tersebut hanyalah false alarm atau bisa diartikan sebagai peringatan palsu.
Kendati demikian, dalam kesempatannya ketika menjadi pemateri dalam Seminar Ekonomi Nasional di Malang Jawa Timur (22/1/2023), ia mengatakan kalau apa yang dikatakannya tersebut hanya berupa himbauan.
Tujuannya Agar Masyarakat Berhati-hati
False alarm dalam ranah ini tidak semata-mata dikonotasikan dengan peringatan palsu. Menurutnya, hal ini tidak salah karena tujuan Presiden mengatakannya adalah agar masyarakat berhati-hati.
Jika diibaratkan, Presiden mungkintelah mendengar guntur di negeri tetangga, jadi wajar jika beliau menghimbau akan terjadi hujan. Namun, bisa saja hujan tersebut tidak sederas seperti di negeri tetangga.
Menanggapi pendapat elit istana tersebut, pakar politik Rocky Gerung juga menguraikan gagasannya.
Melalui diskusinya di kanal YouTube pribadinya, apa yang disampaikan adalah opini yang terburu-buru. Jika Jokowi melakukan false alarm maka Sri Mulyani punya false optimism.
“Jika peringatan situasi global Jokowi dianggap false alarm, maka Sri Mulyani melakukan false optimism,” ungkap Rocky (23/1/2022).
Indonesia Baik-baik Saja Bisa Jadi Salah
Bagi Rocky meski Sri Mulyani berupaya meyakinkan bahwa bangsa Indonesia baik-baik saja, namun hal tersebut bisa jadi salah juga.
Kongsi tegang yang menjadi konkrit akan tanda-tanda situasi itu tidak bisa dikendalikan adalah Morowali.
Bagi Rocky, Morowali seperti miniatur Indonesia saat ini dimana ada berbagai masalah seperti kesulitan ekonomi, disparitas, hingga konflik etnis.
“Morowali seperti miniatur Indonesia, dimana ada kesulitan ekonomi, disparitas dan konflik etnis. Sehingga membuat kita warga Indonesia menjadi tidak baik-baik saja,” katanya.
Bagi Rocky, antara Jokowi dan Sri Mulyani hanya saling mengisi saja dalam menjalankan perannya masing-masing.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.