ANDALPOST.COM – Sistem dan pelayanan kesehatan di Indonesia, termasuk data kesehatan nasional menjadi rapuh dan carut maruk saat masa pandemi COVID-19. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan besar dalam transformasi teknologi kesehatan yang merupakan bagian dari transformasi kesehatan enam pilar.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyoroti hal demikian dengan melakukan perbaikan dan pembenahan data kesehatan nasional. Hal tersebut bertujuan untuk menghasilkan data kesehatan yang akurat sebagai upaya dalam mendukung kebijakan yang cepat dan tepat sasaran.
‘’Transformasi Kesehatan ada enam pilar, Digital Transformation Office (DTO) serta Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) berada di pilar ke enam,
“Yakni transformasi teknologi kesehatan, yang mana digitalisasi data menjadi salah satu fokus yang kita benahi,’’ kata Menkes Budi saat meresmikan DTO Space di Gedung Sujudi pada (20/1/2023) disampaikan melalui situs resmi Kemenkes RI.
Selanjutnya, Menkes Budi memberikan instruksi kepada DTO dan Pusdatin untuk melakukan tiga langkah konkrit guna mempercepat digitalisasi data kesehatan nasional. Hal ini dilakukan sebagai upaya dalam mewujudkan perbaikan dan pembenahan.
Langkah yang Dilakukan Menkes
Pertama, melaksanakan integrasi data kesehatan nasional mulai pada 6 Juli 2022 dan ditargetkan akan selesai pada akhir 2023. Integrasi ini diselenggarakan secara terbuka, dan bisa diakses, serta dapat digunakan oleh semua pihak.
‘’Itu butuh data, keamanan, targetnya Desember 2023 harus selesai semua,’’ kata Budi G Sadikin, Menteri Kesehatan.
Kedua, menyediakan platform kesehatan SATUSEHAT yaitu sebuah platform yang menjadi wadah bagi berbagai aplikasi kesehatan dari pelaku industri kesehatan. Kedepannya, semua aplikasi maupun fasilitas pelayanan kesehatan seperti RS vertikal, RS pemerintah, RS swasta, Puskesmas, Posyandu, laboratorium, klinik hingga apotek harus mengikuti standar yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan di platform SATUSEHAT.
Platform ini akan memudahkan pertukaran data kesehatan nasional sehingga data kesehatan atau sejenisnya dapat lebih efisien dan efektif. Selain itu juga memudahkan masyarakat yang harus berpindah rumah sakit sehingga tidak perlu lagi membawa berkas rekam medis fisik.
Platform SATUSEHAT bisa diakses melalui ponsel, sehingga memudahkan semua resume rekam medis pasien telah terekam secara digital.
‘’Untuk beberapa user yang belum bisa mengembangkan aplikasi kesehatan nanti bisa kita bantu, untuk stakeholder yang besar seperti Puskesmas dan Posyandu, nanti bisa kita kasih aplikasi yang standar dan gratis. Dengan begitu integrasi data bisa kita lakukan dengan rapi di satu platform yang sama,’’ kata Menkes.
Ketiga, mengintegrasikan data klinikal dan genomic. Tujuannya untuk mengetahui status kesehatan masyarakat Indonesia. Langkah ketiga ini dilakukan melalui analisis yang akan menggunakan Artificiall Intelegence sehingga hasilnya akan lebih akurat dan presisi.
‘’Kemenkes akan punya data klinikal dan genomic, nanti akan dibantu menggunakan AI. Ini untuk memastikan kita bisa leap frog bioteknologi kesehatan,’’ tutur Menkes Budi.
Sementara itu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas, yang terlihat hadir dalam peresmian DTO Space menyampaikan apresiasinya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.