ANDALPOST.COM — Frekuensi bencana yang meningkat serta perlunya adaptasi teknologi, menjadi topik sambutan Presiden Jokowi dalam peringatan HUT ke-51 Basarnas, Kamis (16/2).
Dalam bahasannya, Jokowi mengutip sebuah data yang mengungkap peningkatan frekuensi bencana baik secara global maupun nasional.
Menurut data yang Jokowi miliki, potensi bencana di dunia ini cenderung semakin tinggi.
“Frekuensinya naik lima kali lipat selama 50 tahun terakhir. Hati-hati. Frekuensi bencana di Indonesia juga mengalami peningkatan yang drastis,” ujar Jokowi.
Ia menyampaikan, bahwa frekuensi bencana di Indonesia mengalami kenaikan sebanyak 81 persen jika dibandingkan tahun 2010.
“Sebelumnya pada 2010 (tercatat) 1.945 bencana. Kemudian 2022 kemarin 3.542. Kenaikan bencana selama 12 tahun ini, sekali lagi, 81 persen,” terangnya.
Pada kaitannya, Jokowi menilai penting bagi Basarnas untuk memperbanyak adaptasi teknologi guna meningkatkan kerja pencarian dan pertolongan. Meskipun, menurut Jokowi, kinerja Basarnas sejauh ini sudah sangat cepat.
“Kecelakaan besar, mulai dari Air Asia di 2014, Sriwijaya, kemudian Lion Air di 2018. Juga kapal motor Sinar Bangun di 2018. Semuanya saya ikuti. Beberapa saya melihat langsung di lapangan. Kecepatan respons dari Basarnas, sangat cepat,” ujarnya.
Namun, ia lebih menekankan tentang bagaimana tim SAR ketika terjadi bencana merupakan harapan bagi para korban maupun keluarganya.
“Harapan korban dan keluarga itu bertumpu pada tim SAR. Kecepatan evakuasi menentukan jumlah nyawa yang diselamatkan juga berada di tim SAR,” lanjut Jokowi.
Peralatan Canggih yang Menurut Jokowi Harus dimiliki Basarnas
Sedianya, Basarnas telah memiliki sejumlah peralatan dengan teknologi mutakhir. Namun, Jokowi menilai peralatan tersebut belum lah cukup.
“‘Misalnya drone rescue. Meskipun tadi saya lihat ada drone, tapi kalau drone untuk mengevakuasi orang kita belum memiliki. Benar?” tanyanya.