ANDALPOST.COM – TikTok merupakan sebuah aplikasi sosial media paling dominan saat ini. Terhitung pada September 2021 lalu jumlah pengguna aktif TikTok mencapai 1 miliar.
Melihat perkembangan dari aplikasi tersebut, sebuah studi dilakukan oleh perusahaan keamanan siber Internet 2.0 kepada TikTok. Penelitian tersebut mengangkat tentang data pengguna sosial media yang banyak digunakan oleh masyarakat dunia.
Analisis yang dilakukan juga bertujuan untuk melihat adanya kode atau fitur yang dianggap berbahaya pada aplikasi tersebut.
Aplikasi keluaran dari perusahaan China bernama ByteDance ini ternyata memiliki lebih dari dua kali lipat alat pelacak jika dibandingkan dengan aplikasi lain yang bergerak di bidang yang sama.
Terdapat juga laporan dari Daily Mail, bahwa perangkat lunak milik TikTok secara diam-diam mengumpulkan data pengguna dengan mengatur sebuah algoritma sebagai umpan.
Adapun penemuan lainnya, dimana TikTok dapat mengumpulkan semua informasi terkait wifi hingga karti SIM penggunanya.
Internet 2.0 dalam melakukan studi terhadap TikTok menggunakan perangkat lunak Malcore. Perangkat ini berfungsi untuk memberikan nilai terkait jumlah informasi pribadi yang dikumpulkan oleh setiap aplikasi.
DItemukan TikTok mendapat nilai 63,1 yang di mana nilai tersebut lebih tinggi dari aplikasi yang bernama VK milik Rusia yang telah dilarang perusahaan Apple dengan nilai 62,7.
Keterlibatan Pemerintah China melalui TikTok
Informasi di atas tentunya memunculkan pertanyaan tentang apa yang akan dilakukan dengan data tersebut?
Sebuah kontroversi pun mulai tersebar di tengah masyarakat dan para peneliti aplikasi ini.
Dikatakan bahwa data yang dikumpulkan oleh TikTok akan digunakan oleh pemerintah China untuk memantau masyarakat penggunanya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.