Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Akibat Peraturan Ketat, Beberapa Pengguna Threads Kembali Beralih ke Twitter

Akibat Peraturan Ketat, Beberapa Pengguna Threads Kembali Beralih ke Twitter
Pengguna yang beralih ke Threads kembali ke Twitter lagi karena peraturan Threads yang begitu ketat. Sumber: Dado Ruvic/Reuters

ANDALPOST.COM – Setelah dirilis sehari yang lalu di Play Store dan App Store, Threads telah menerima berbagai macam reaksi—mulai dari reaksi positif hingga lucu maupun negatif.

Beberapa orang yang berharap bahwa platform Threads “tidak akan seperti Twitter” sepertinya akan tepat sasaran. Sebab, nampaknya aplikasi tersebut hendak melarang segala yang berbau dewasa.

Pada Kamis (06/07/2023), seorang pengguna telah melaporkan di Twitter bahwa dirinya telah di-’shadowban’ oleh aplikasi Threads.

Hal itu dikarenakan, ia mengatakan kata “b**b”. Balasan yang ditulis oleh pengguna tersebut kini tidak terlihat dalam Threads, di mana ia menulis balasan.

Threads ingin aplikasinya menjadi saingan Twitter. Namun, dengan konten yang disanitasi sambil tetap menahan budaya posting yang membuat Twitter begitu unik.

Pengguna yang menjadikan Twitter menyenangkan dan membangun rasa komunitas yang membuat Twitter mencapai puncaknya, kemungkinan besar akan ditandai karena melanggar peraturan di Threads.

Posting yang diizinkan di Threads bersifat datar, serius, dan sangat lokal.

Beberapa jam sejak aplikasi tersebut diluncurkan, pengguna yang kembali ke Twitter telah mengeluh bahwa mereka ditandai karena postingan yang relatif tidak berbahaya.

Akibat Peraturan Ketat, Beberapa Pengguna Threads Kembali Beralih ke Twitter
Threads belum bisa mengungguli Twitter dalam hal konten dikarenakan moderasi yang terlalu ketat. Sumber: AFP

Seorang pengguna mengeluh bahwa mereka ditandai di Threads karena mengatakan mereka terangsang, sehingga “Elon memenangkan ronde ini..” Hal itu mengacu pada persaingan antara Threads milik Mark Zuckerberg dan Twitter milik Elon Musk.

“Mencoba menyebut diri saya bodoh di Threads dan hal itu ditandai sebagai tindakan intimidasi,” tweet artis Mikaela Draws.

“Tempat itu tidak akan menangani omong kosong kita,” tambahnya.

Yang membuat Twitter beda

Moderasi Twitter, secara historis, telah ditegakkan secara tidak proporsional, berbelit-belit, dan sama memecah belahnya seperti platform media sosial lainnya.

Setelah pengambilalihan Musk, ujaran kebencian meroket di Twitter, dan moderasi tampaknya tidak ada. Pengguna harus diminta untuk mematuhi pedoman konten dasar yang melarang ujaran kebencian dan ancaman.

Tetapi, penyensoran berat yang diberlakukan oleh Threads tidak membuatnya lebih menarik bagi pengguna Twitter biasa.

Kurangnya anonimitas juga merupakan kesalahan untuk aplikasi tersebut.

Anonimitas relatif yang dinikmati sebagian besar pengguna di Twitter dapat memunculkan opini terburuk dari pengguna dan interaksi paling toxic. Tetapi, juga memfasilitasi komunitas yang terasa asli.

Twitter sangat menarik bagi pengguna LGBTQ, pekerja seks, penyelenggara, dan komunitas terpinggirkan lainnya yang menjadi sumber kehidupan platform ini.

Sifat Twitter yang tak berwajah memungkinkan pengguna untuk eksis dalam gelembung kepentingan mereka sendiri. Dan menyediakan dasar bagi budaya stan untuk berkembang.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.