Persaingan Bisnis Cloud Kalahkan Amazon
Di samping Amazon, ada juga produk raksasa yang sama-sama menawarkan bisnis cloud. Bedanya, mereka menunjukkan aktivitas bisnis yang kuat.
Perusahaan tersebut adalah Google dan Microsoft, yang menunjukkan kekuatan bisnisnya masing-masing selama kuartal terakhir.
Akan tetapi, kedua perusahaan ini juga melihat adanya beberapa perlambatan dalam beberapa bulan terakhir.
Namun, mereka memiliki kemudahan yang lebih besar dibandingkan Amazon untuk lebih tumbuh. Sebab sudah berpengalaman menjadi pemimpin pasar, yang membuat mereka dapat menghadapi lebih banyak rintangan.
Sid Nag, wakil presiden dan analis layanan cloud, di Riser Teknologi Informasi dan Perusahaan Konsultan Gartner, menjelaskan mengenai fenomena penggunaan bisnis cloud di zaman ini.
Ia mengatakan, bahwa Amazon memiliki tantangan lain yaitu bisnis semakin cenderung untuk menggunakan banyak layanan cloud, dan menjauh dari penyedia tunggal.
Hal ini tentu meningkatkan opsi teknologi dan mencegah perusahaan agar bergantung hanya pada satu vendor saja.
Diperkirakan pada tahun 2026 nanti, akan ada sekitar 90% bisnis yang menggunakan banyak penyedia.
“Amazon melihat artefak dari fenomena yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan mereka,” ucap Nag.
Meskipun alami kemunduran, AWS masih diharapkan untuk menjadi pendorong pendapatan jangka panjang untuk Amazon.
Nag berkata bahwa terdapat banyak perusahaan yang tidak mampu untuk menghabiskan jumlah uang yang diperlukan untuk menjalankan pusat data mereka sendiri. Sebab itu, pasti membutuhkan peralatan dan real estate yang mahal.
Maka itulah, Amazon melakukan investasi besar, dengan membelanjakan sebanyak lebih dari $12 miliar untuk infrastruktur cloud di India pada tahun 2030.
Tidak hanya itu, Amazon juga umumkan adanya tambahan investasi mereka senilai miliaran dolar, di Malaysia dan Australia. (ala/ads)