Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Bank Panin Dikabarkan Batal Diakuisisi Raksasa Keuangan Jepang, Valuasi Kemahalan?

Bank Panin Dikabarkan Batal Diakuisisi Raksasa Keuangan Jepang, Valuasi Kemahalan?
Ilustrasi bangunan Bank Panin. (The Andal Post/Eeza Putri)

ANDALPOST.COM – Penjualan PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau Panin Bank oleh pemegang saham mayoritas dikabarkan terhenti.

Sebelumnya dua raksasa keuangan Jepang, Sumitomo Mitsui Financial Group Inc (SMFG) dan Mitsubishi UFJ Financial Group Inc (MUFG). Diisukan telah menunjukkan minatnya untuk membeli bank yang telah berdiri sejak 1971 tersebut.

Kamis (27/4/2023) telah terjadinya hambatan tentang kesepakatan. Meskipun sebelumnya calon pembeli Bank Panin telah bernegoisasi untuk menjadi pemegang saham pengendali.

Hambatan tersebut tentang kekhawatiran para pemegang saham akibat valuasi perseroan dan kebutuhan modal yang besar. Hal tersebut untuk sebuah transaksi yang membuat mayoritas pemegang saham PT. Bank Pan Indonesia (PNBN) atau Bank Panin terhenti.

Dikatakan juga bahwa terdapat beberapa pihak yang masih khawatir untuk mengeluarkan modal yang tinggi untuk akuisisi besar ini. Di tengah volatilitas pasar serta terdapat beberapa pihak juga yang belum mampu menjembatani perbedaan penilaian.

Faktor Lain

Faktor lainya seperti seperti tragedi keruntuhan bank Silicon Valley Bank di AS dan pengambil alihan darurat Credit Suisse Group AG. Membuat adanya perubahan rangkaian upaya jangka panjang oleh beberapa pemegang saham Panin Bank untuk menjual saham mereka.

Menanggapi permasalahan tersebut, Herwidayatmo selaku Direktur Bank Panin mengakui bahwa dirinya tidak mengetahui tentang pemberitaan tentang batalnya akuisisi tersebut. 

No comment. Manajemen tidak memperoleh informasi apapun,” ujar Herwiday selaku Direktur Bank Panin saat ditanyai terkait batal akuisisi tersebut.

Sebelumnya, pada tahun lalu saham bank panin telah melonjak turun hingga 42 persen. Hal ini mengakibatkan nilai pasar perusahaan ikut melesat turun menjadi US$2,1 miliar.

Laba Panin Bank saat itu turun 9,88% di kuartal I 2023 secara tahunan menjadi Rp 589,52 miliar. Dari kuartal I 2022 yang mencapai Rp 654,15 miliar. Laba per saham pun tergerus dari Rp 27,16 menjadi Rp 24,47 per lembarnya.

Bunga yang menembus angka Rp 1,29 triliun dari sebelumnya Rp 922,91 miliar merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab menurunya perolehan laba Bank Panin. Faktor lain juga seperti terjadinya kenaikan sebesar 13% yang ada di beban operasional tenaga kerja. Hal tersebut membuat kenaikan dari Rp 611 miliar dari  posisi sebelumnya yaitu Rp 538 miliar.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.