ANDALPOST.COM – Seorang wanita yang mengubah kebunnya menjadi ladang untuk membantu memberi makan keluarga yang berjuang dengan krisis biaya hidup. Dikejutkan dengan kebunnya yang disabotase dengan taburan garam, Rabu (12/4/2023).
Wanita yang bernama Carly Burd itu berasal dari Harlow, Essex. Ia mengatakan bahwa dirinya “patah hati” atas kejadian itu.
Carly Burd menanam buah dan sayuran sebagai bagian dari inisiatif ‘A Meal on Me With Love’ untuk membantu mereka. Yang masih mendapat tunjangan, berpenghasilan rendah, dan pensiunan.
Pada suatu hari, ia mengklaim bahwa seorang penyerang menuangkan cukup garam pada ladangnya. Hal tersebut menghancurkan kentang dan bawang yang bisa memberi makan lebih dari 300 orang selama masa ekonomi yang sulit ini.
Kerusakan Ladang
Cerita itu diunggahnya dalam sebuah video TikTok yang sekarang sudah ditonton lebih dari 2,5 juta orang.
Dalam video TikToknya, ia menuliskan bahwa ladang yang dikelolanya telah membantu setidaknya 1.613 orang yang membutuhkan makanan.
“Saya datang pada Sabtu pagi dan saya baru saja mencicipi dan melihat [garamnya],” kata Carly, yang berusia pertengahan 40-an. “Lima kilogram-plus garam telah dituangkan ke kebun saya. Bukan anak kecil yang melakukannya. Itu adalah orang dewasa yang tahu apa yang mereka lakukan.
“Yang memilukan adalah bahwa bawang itu ditanam oleh anak-anak. Dan mereka benar-benar berusaha untuk memberikan sesuatu kepada masyarakat,” tambahnya.
Menurut Carly, garam yang ditaburkan ke kebunnya itu akan membuat tanaman yang ia tanam tidak dapat tumbuh lagi. Selain itu, tanah itu pun tidak bisa ditanami apapun setelahnya karena apapun yang ditanam di sana tidak akan dapat tumbuh.
Ia sempat bingung mengapa seseorang dapat dengan tega melakukan hal seperti itu. Namun, ia juga berkata bahwa ia akan “memungut semuanya dan terus melakukan apa yang selama ini ia lakukan”.
Penggalangan Dana untuk A Meal on Me With Love
Untuk membantunya, Carly memulai sebuah GoFundMe. Ia menuliskan bahwa dirinya menderita Multiple Sclerosis dan Lupus. Oleh karena itu, ia memahami betapa sulitnya bagi orang-orang selama krisis biaya hidup.
Dia menuliskan, “Saya penyandang disabilitias, jadi saya harus menekan biaya.”
Tetapi, di saat yang sama, dia “tidak bisa duduk dan melihat orang-orang berjuang; tidak bisa memberi makan anak-anak mereka atau pergi tanpa makanan sehingga mereka bisa menyalakan pemanas.”
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.