ANDALPOST.COM – Pada tahun 2023, inisiatif beberapa perusahaan untuk mendukung hak komunitas LGBTQ+, tampaknya tidak akan segamblang yang pernah dilakukan seperti sebelumnya.
Inisiatif ini sudah dilakukan bertahun-tahun, dan secara berturut pada bulan Juni. Namun, apa penyebab adanya perubahan gerakan perusahaan untuk mendukung hak komunitas LGBTQ+?
Dalam beberapa minggu ini, dua perusahaan besar, yaitu Target dan Bud Light, menjadi sasaran media sayap kanan Amerika Serikat.
Media sayap kanan tersebut adalah media-media yang memiliki nilai dan sudut pandang konservatif, yang nilainya berlawanan dengan media liberal.
Inisiatif Target untuk mendukung komunitas ini adalah, karena ada produk-produknya yang secara spesifik dipasarkan, untuk anggota di komunitas ini.
Sedangkan, Bud Light melakukan partnership atau kemitraan di Instagram, dengan seorang influencer trans.
Adanya inisiatif dari kedua perusahaan ini, menghasilkan tuntutan mengadakan boikot oleh para komentator, politisi, dan pihak-pihak lain dari sayap kanan (konservatif).
Selanjutnya, bahkan ada ancaman kekerasan yang diberikan oleh para pihak sayap kanan, kepada karyawan-karyawan perusahaan ini.
Oleh sebab itu, hal ini tentunya membuat Bud Light dan Target menjadi bimbang, sehingga mereka harus “menghaluskan” gerakan pemasaran yang dilakukan.
CEO Bud Light, Anheuser-Busch, mengeluarkan pernyataan tersirat yang menyerukan persatuan atau unity, sedangkan Target menarik produk-produk yang dimaksud dari rak penjualan.
Namun, di samping itu, kedua perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka akan terus mendukung komunitas LGBTQ+.
Bud Light akan melanjutkan dukungan ini dengan menyatakan pemberian donasinya kepada National LGBT Chamber of Commerce.
Kemudian, Target juga melanjutkan dukungan ini dengan terus menjual banyak produk-produk yang dimaksud di toko-toko.
Risiko Jika Berikan Serangan Balik dan Dukungan Rendah LGBTQ+
Terdapat kemunduran yang menunjukkan bahwa jika kedua perusahaan ini mengirimkan serangan balik, malah akan memberikan efek dan risiko yang justru mengerikan bagi perusahaan.
Tidak hanya itu, risiko ini kemungkinan juga akan meninggalkan perusahaan-perusahaan ini, tanpa jalan yang jelas di kemudian hari.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.