ANDALPOST.COM – Di tengah usulan kenaikan biaya haji 2023 di Indonesia, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi justru menurunkannya hingga mencapai 30 persen. Menurut Perwakilan dari Kementerian Haji dan Murah Arab Saudi, Amr bin Reda Al Maddah mengatakan biaya haji tahun 2023 di Arab Saudi lebih murah dari tahun sebelumnya.
Dalam keterangannya, Al Maddah menambahkan bahwa kategori domestik haji dibagi berdasarkan perusahaan penyedia layanan. Sehingga, daya serap akan diputuskan sesuai dengan jenis layanan yang disediakan di kamp.
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi juga mengumumkan bahwa lebih dari 90 persen paket haji ekonomi telah terjual sejauh ini.
Dikutip dari Kantor Pers resmi Arab Saudi, Menteri yang bertanggung jawab atas haji di Arab Saudi yaitu Tawfiq Al Rabiah, mengungkapkan bahwa jumlah jemaah haji akan kembali ke angka pra-pandemi dengan pembatasan, termasuk batasan usia.
Tanggapan Kemenag Terkait Dana Haji 2023 di Arab Turun
Menanggapi penurunan biaya haji oleh Arab Saudi, Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief membenarkannya.
Ia mengatakan bahwa penurunan paket haji itu juga sudah diperhitungkan dalam usulan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 1444 H/2023 M yang disusun pemerintah.
Dijelaskan Hilman, yang diturunkan oleh Pemerintah Arab Saudi adalah biaya paket layanan haji. Adapun yang dimaksud dengan paket itu adalah layanan dari 8-13 Zulhijjah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau yang biasa disebut juga dengan Armuzna atau Masyair.
Untuk warga domestik, Pemerintah Arab Saudi menawarkan empat paket layanan Masyair tahun 1444 H/2023 M dengan biaya sebagai berikut:
1. Mulai SAR 10,596 – SAR 11,841 (sekitar Rp43 juta – Rp48 juta)
2. Mulai SAR 8,092 – SAR 8,458 (sekitar Rp33 juta – Rp34,5 juta)
3. Mulai SAR 13,150 (sekitar Rp53,6 juta)
Hilman menuturkan Saudi menawarkan paket keempat mulai SAR 3,984 (sekitar Rp16 juta), namun tidak ada layanan di Mina (hanya akomodasi dan konsumsi di Arafah dan Muzdalifah).
Itulah yang disebut paket layanan haji yang ditangani oleh Syarikah atau perusahaan di Saudi. Harganya yang pada tahun lalu berkurang karena alasan pandemi, naik sangat signifikan.
“Tahun ini alhamdulillah diturunkan. Jadi terkait paket layanan haji di Masyair, hitungan dalam usulan BPIH pemerintah juga turun, kisarannya juga 30% dan itu sangat signifikan,” tegasnya di Jakarta, pada (21/1/2023).
“Tahun lalu paket layanan haji (Masyair) 2022 sebesar SAR5.656,87. Alhamdulillah tahun ini selain turun, Kemenag berhasil negosiasi hingga menjadi SAR4.632,87. Turun sekitar SAR1.024 atau 30 persen,” sambungnya.
Jadi dalam usulan biaya haji BPIH tahun 2023 ini, kata Hilman, pemerintah sudah melakukan penyesuaian harga sesuai yang ditetapkan Saudi. Meski demikian, pihaknya tetap mempertahankan kualitas layanan bagi jemaah di Masyair.
Mengapa Bipih yang Dibayar Jemaah dalam Usulan Pemerintah Malah Naik?
Hilman menjelaskan bahwa hal itu terjadi karena perubahan skema prosentase komponen Bipih dan Nilai Manfaat. Pemerintah mengajukan skema yang lebih berkeadilan dengan komposisi 70 persen Bipih dan 30 persen nilai manfaat.
“Hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar nilai manfaat yang menjadi hak seluruh jemaah haji Indonesia, termasuk yang masih mengantre keberangkatan, tidak tergerus habis,” terangnya.
Ia juga menjelaskan jumlah biaya haji Bipih yang diusulkan tahun 2023 ini adalah 70 persen dari total Biaya Penyelenggaran Ibadah Haji (BPIH) yang mencapai Rp98,8 juta. Sisanya yang 30 persen (Rp29,7 juta) diambilkan dari nilai manfaat pengelolaan dana haji.
Kata Hilman meskipun demikian komponen BPIH tidak hanya paket layanan haji. Komponen biaya haji yang diusulkan pemerintah kepada DPR itu juga mencakup layanan akomodasi, konsumsi, dan transportasi selama di Arab Saudi, baik Jeddah, Makkah, maupun Madinah.
“Di luar Masyair, masa tinggal jemaah sekitar 30 hari, baik di Makkah maupun Madinah. Ini kita siapkan semua layanannya,” paparnya.
Selain itu, penyusunan usulan BPIH juga memperhatikan komponen kurs Dollar (USD) dan kurs Riyal (SAR). Dalam usulan itu, asumsi yang digunakan adalah Rp15.300 untuk kurs 1USD, dan Rp4.080 untuk kurs 1SAR. Pada 2022, kurs SAR yang digunakan adalah Rp3.846. Untuk kurs USD tahun 2022 adalah Rp14.425.
Hal lain yang menjadi perhatian adalah komponen pesawat. Sebab, ini sangat bergantung pada harga avtur.
“Usulan pemerintah terkait BPIH 1444 H itu belum final, karena terbuka untuk dibahas bersama dengan Komisi VIII DPR. Semoga kita bisa mendapatkan rumusan yang paling pas terkait biaya haji tahun ini,” jelasnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.