ANDALPOST.COM – Di tengah persaingan dan ketidakpastian ekonomi global, perusahaan-perusahaan besar mulai mengambil langkah-langkah taktis untuk mencegah terdorongnya mereka ke jurang kebangkrutan.
Langkah perusahaan-perusahaan besar untuk menggaet perusahaan-perusahaan kecil yang sedang berkembang positif menjadi salah satu cara yang banyak ditempuh.
Keputusan ‘merger’ bukanlah hal baru, sebab sejak puluhan tahun lalu, perusahaan-perusahaan besar sudah melakukan hal ini.
Tujuannya pun beragam mulai untuk memperluas pangsa pasar mereka, mendiversifikasi produk, mengurangi risiko dan persaingan serta meningkatkan keuntungan.
Namun, makin ke sini, keputusan merger semakin sering terjadi. Oleh karenanya, Presiden Amerika Serikat memperingati pelaku usaha agar tidak sembarangan mengambil langkah merger.
Usulan Baru FTC dalam Dunia Bisnis
Pada Kamis, (20/7/2023), Pemerintahan Biden mengumumkan pedoman baru. Ini dimaksudkan untuk mengirim pesan ke dunia bisnis. Dalam kesempatan tersebut Biden juga menjelaskan bahwa pengawas merger Washington akan lebih kritis terhadap konsolidasi perusahaan di tahun-tahun mendatang.
Aturan yang diusulkan menjangkau seluruh ekonomi. Tetapi proposal setebal 51 halaman itu menyertakan peringatan khusus untuk Big Tech.
Para dewan pembuat kebijakan tersebut menggarisbawahi 13 aturan yang rencananya akan diberlakukan pada September mendatang. Jika tidak ada suara yang menolak usulan tersebut maka aturan tersebut akan digunakan dalam tahun-tahun mendatang.
Tidak hanya itu, aturan tersebut juga diprakarsai oleh Departemen Kehakiman dan Federal Trade Commission (FTC). Ketua FTC Lina Khan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “kami memperbarui manual penegakan kami untuk mencerminkan realitas bagaimana perusahaan melakukan bisnis dalam ekonomi modern.” dikutip dari Yahoo Finance.
Jika aturan ini nantinya akan benar disahkan maka perusahaan yang saat ini sudah memasuki proses merger tidak terkena dari aturan merger ini. Termasuk apa yang sedang dikerjakan oleh Microsoft yang mengakuisisi pengembang “Call of Duty” Activision Blizzard.
Keberanian Microsoft sempat membuat publik kebingungan. Namun dari kacamata bisnis, Senator Elizabeth Warren mengapresiasi langkah berani Microsoft.
Menurut salah satu wakil presiden eksekutif kelompok advokasi konsumen Public Citizen, Lisa Gilbert mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa aturan baru ini akan menyulitkan perusahaan-perusahaan untuk melakukan merger.
“akan sulit bagi perusahaan besar atau perusahaan mana pun untuk tidak melihat ini dan berpikir dua kali,” ungkap Gilbert kepada Yahoo.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.