Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Bio Farma Bangun Pabrik Farmasi Internasional Seluas 2,7 Hektar

Bio Farma berencana untuk membangun pabrik farmasi terbesar seluas 2,7 hektar. (Sumber: Bio Farma)

ANDALPOST.COM – PT Bio Farma (Persero) berencana untuk membangun pabrik farmasi besar 2,7 hektar dengan standar internasional di Karawang, Jawa Barat.

Pabrik ini dibangun dengan tujuan untuk memfasilitasi produk-produk farmasi berstandar internasional setara dengan Food and Drug Administration (FDA).

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan bahwa pembangunan pabrik farmasi ini menjadi salah satu rencana holding untuk membidik peluang ekspor. Salah satunya soal produk obat-obatan.

Nantinya, pabrik tersebut akan memproduksi obat dengan standar internasional sesuai dengan Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat. Sehingga, nantinya kualitas produk bisa digunakan di seluruh dunia.

“Tahun ini kita akan bangun satu fasilitas produksi untuk bio teknologi. Ini nanti kita akan bangun dengan standar tertinggi dari produk-produk farmasi dan teknologi,” ujar Honesti Basyir dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, pada Selasa (24/1/2023).

“Kita akan comply dengan US FDA standard, sehingga produk-produk kita tak hanya mampu menyuplai kebutuhan Indonesia tapi kita juga miliki peluang besar untuk eksplorasi kedepannya,” tambahnya.

Nantinya, pabrik tersebut dapat memproduksi produk biosimilar atau obat untuk penyakit seperti kanker serviks.

Produk lain yang akan menjadi fokus pabrik tersebut adalah plasma darah rekombinan, 14 antigen baru, dan platform vaksin yang nantinya tersedia di PT. Indotaisei Indah Development.

Bio Farma akan Bekerjasama dengan Perusahaan Luar Negeri

Kemudian, Bio Farma juga akan bekerjasama dengan perusahaan farmasi dari luar negeri agar terjadi transfer teknologi. Hal ini guna menguatkan pengembangan (research and development) dalam risetnya.

“Dimana semua produk-produk kedepan biosimilar untuk kanker serviks, segala macam itu nanti bisa di-develop sendiri. Kita akan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar farmasi yang mau memberikan transfer teknologi ke kita, sehingga kita bisa melakukan shortcut process untuk RND (research and development) karena kita sangat ketinggalan di sana,” paparnya.

Honesti menambahkan, sekiranya butuh waktu selama 2 tahun untuk membangun pabrik tersebut karena standarisasinya yang lebih rumit.

Adapun pabrik tersebut ditargetkan dapat rampung pada 2026, dengan proses tender dibuka triwulan I 2023. Lamanya pengerjaan ini mengingat spesifikasi pabrik yang akan dibangun ke depan.

“Ini proses RFT, proses tendernya di triwulan 1, dan mungkin akan dimulai groundbreaking-nya di triwulan 2, target penyelesaian 2026, karena memang pabrik seperti ini butuh 2 tahun, teknologinya, standarisasinya karena standar USA FDA standar jadi lebih complicated,” tuturnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.