ANDALPOST.COM – Manajer aset terbesar di dunia BlackRock Inc. berencana akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 500 karyawan. Jumlah ini setara dengan sekitar 2,5 persen dari seluruh tenaga kerjanya.
Pemberhentian ini dilakukan karena kekhawatiran resesi yang terus menghantui perusahaan.
Raksasa investasi BlackRock bergabung dengan banyak perusahaan Wall Street yang mengurangi tenaga kerja. PHK ini setelah kekalahan pasar tahun lalu dan juga pada saat sejumlah perusahaan Amerika melakukan PHK.
“Minggu ini, setelah pertumbuhan jumlah karyawan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, kami membuat beberapa perubahan pada ukuran dan bentuk tenaga kerja kami,” kata CEO Larry Fink dan presiden BlackRock Rob Kapito dikutip dari bloomberg, pada Rabu (11/01/2023).
“Sebagai hasil dari langkah-langkah ini. Sekitar 500 (atau kurang dari 2,5%) kolega kami akan meninggalkan BlackRock karena kami mengalokasikan kembali sumber daya ke peluang pertumbuhan kami yang paling penting,” tambahnya.
Pengurangan jumlah karyawan ini diumumkan oleh CEO Larry Fink dan presiden BlackRock Rob Kapito dalam memo internal mereka.
Mereka juga mengatakan akan berupaya untuk mengelola pengeluaran dengan hati-hati dan berinvestasi dengan cara yang efektif.
PHK Kali Pertama Sejak 2019
Tindakan PHK di BlackRock ini merupakan yang pertama kali dilakukan sejak tahun 2019.
Walaupun perusahaan tersebut melakukan pemangkasan karyawan sekitar 2,5 persen, perusahaan yang berbasis di New York, AS, ini tercatat masih menambah jumlah tenaga kerja sepanjang tahun 2022.
“BlackRock meningkatkan tenaga kerjanya sekitar 8% pada tahun 2022 danebesar 22% selama tiga tahun terakhir,” kata Fink dan Kapito dalam pesan mereka.
Setelah pengurangan karyawan, jumlah karyawan di manajer aset akan tetap 5% lebih tinggi dari satu tahun lalu. Perusahaan tidak segera memberitahu departemen mana saja yang terkena PHK.
BlackRock mempekerjakan 19.900 orang secara global di 30 negara pada 30 September, menurut pengajuan triwulanan terbarunya.
BlackRock memiliki sekitar US$8 triliun aset yang dikelola, turun dari puncak US$10 triliun pada awal tahun 2022.
“Baik pasar ekuitas dan pendapatan tetap turun secara signifikan pada tahun 2022, dan kami serta klien kami terus bersaing dengan volatilitas dan ketidakpastian pasar,” kata BlackRock.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.